1.500 masjid Kota Padang gelar serentak pesantren Ramadhan
12 Juni 2016 18:42 WIB
Sejumlah santri bertadarus membaca Alquran pada hari pertama bulan suci Ramadan di Masjid Jami At Taqwa, kawasan Pondok Pesantren At Taqwa, Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Senin (6/6/2016). Pondok Pesantren membekali santri dengan pengetahuan ibadah secara rutin dengan bertadarus, membaca Alquran dan belajar kitab fiqih guna memperbanyak amal ibadah pada bulan suci Ramadan 1437 Hijriah. (ANTARA FOTO/Risky Andrianto)
Padang (ANTARA News) - Kegiatan Rutin Tahunan Kota Padang, Sumatera Barat, Pesantren Ramadhan 1437 Hijriah secara resmi dibuka serentak di masjid dan mushala di seluruh wilayah tersebut, Minggu.
"Kegiatan pesantren ini akan dilaksanakan selama lebih dua Minggu hingga 28 Juni 2016," kata Wali Kota Padang, Mahyeldi Ansharullah.
Dia menyebutkan kegiatan ini akan digelar lebih dari 1.500 masjid dan mushala yang ada di Padang.
"Hari ini merupakan pembukaan, sementara pencanangan resmi telah dilakukan Minggu lalu," tambahnya.
Menurutnya kegiatan Pesantren Ramadhan masih dalam bagian proses belajar mengajar siswa.
Dengan kata lain proses belajar mengajar dipindahkan dari bangku sekolah ke masjid dan mushala dekat tempat tinggal.
"Siswa akan diajar oleh guru dan mengejar nilai yang sama seperti di sekolah," ujarnya.
Keseluruhan pelaksanaannya juga berkaitan dengan penilaian di sekolah.
Hal yang berbeda, menurut Mahyeldi pada mata ajarannya berupa pengajaran Agama Islam, Hafalan Al Quran, Akhlak Budi Pekerti, dan Keimanan dan Ketaqwaan.
"Tidak ada tendensi apapun dalam pelaksanaan Pesantren kali ini," kata dia.
Hal ini mengandung arti bahwa Pesantren ini murni pembelajaran dan gratis serta wajib dilaksanakan siswa yang telah memenuhi ketentuan.
Dia menyebutkan untuk pesantren tersebut pihaknya menganggarkan dana hingga Rp3 Milyar.
"Terkait pungutan untuk pendaftaran dan sebagainya merupakan kesepakatan orang tua siswa dan kepengurusan masjid saja," katanya.
Dia berharap baik siswa, guru, ustadz, panitia dan warga menjaga keamanan pelaksanaan Pesantren Ramadhan tersebut dan dapat berjalan lancar hingga usai.
Sementara itu salah satu Guru Pesantren Ramadhan di Masjid Baitussalam Banda Buek, Nenden berharap ada pemantauan langsung dari pemkot atas pelaksanaan pesantren tersebut.
Pemantauan ini menurutnya melingkupi kinerja pengajar, panitia, siswa dan narasumber.
"Kegiatan pesantren ini akan dilaksanakan selama lebih dua Minggu hingga 28 Juni 2016," kata Wali Kota Padang, Mahyeldi Ansharullah.
Dia menyebutkan kegiatan ini akan digelar lebih dari 1.500 masjid dan mushala yang ada di Padang.
"Hari ini merupakan pembukaan, sementara pencanangan resmi telah dilakukan Minggu lalu," tambahnya.
Menurutnya kegiatan Pesantren Ramadhan masih dalam bagian proses belajar mengajar siswa.
Dengan kata lain proses belajar mengajar dipindahkan dari bangku sekolah ke masjid dan mushala dekat tempat tinggal.
"Siswa akan diajar oleh guru dan mengejar nilai yang sama seperti di sekolah," ujarnya.
Keseluruhan pelaksanaannya juga berkaitan dengan penilaian di sekolah.
Hal yang berbeda, menurut Mahyeldi pada mata ajarannya berupa pengajaran Agama Islam, Hafalan Al Quran, Akhlak Budi Pekerti, dan Keimanan dan Ketaqwaan.
"Tidak ada tendensi apapun dalam pelaksanaan Pesantren kali ini," kata dia.
Hal ini mengandung arti bahwa Pesantren ini murni pembelajaran dan gratis serta wajib dilaksanakan siswa yang telah memenuhi ketentuan.
Dia menyebutkan untuk pesantren tersebut pihaknya menganggarkan dana hingga Rp3 Milyar.
"Terkait pungutan untuk pendaftaran dan sebagainya merupakan kesepakatan orang tua siswa dan kepengurusan masjid saja," katanya.
Dia berharap baik siswa, guru, ustadz, panitia dan warga menjaga keamanan pelaksanaan Pesantren Ramadhan tersebut dan dapat berjalan lancar hingga usai.
Sementara itu salah satu Guru Pesantren Ramadhan di Masjid Baitussalam Banda Buek, Nenden berharap ada pemantauan langsung dari pemkot atas pelaksanaan pesantren tersebut.
Pemantauan ini menurutnya melingkupi kinerja pengajar, panitia, siswa dan narasumber.
Pewarta: MR Denya
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016
Tags: