Polres Sidoarjo gencarkan program "ibu peduli tetangga"
11 Juni 2016 19:17 WIB
Sejumlah anggota Densus 88 Polda Jawa Timur mengamankan barang bukti dari terduga teroris yang ditangkap di kawasan Lebak Timur, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (8/6/2016). Densus 88 Polda Jawa Timur mengamankan dua orang terduga teroris beserta 12 kardus berisi barang bukti. (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)
Sidoarjo (ANTARA News) - Kepolisian Resor (Polres) Sidoarjo Jawa Timur menggencarkan program "ibu peduli tetangga" di wilayah kabupaten setempat guna mempersempit ruang gerak teroris pascapenangkapan teroris di Surabaya.
Kepala Kepolisian Resor Sidoarjo Ajun Komisaris Besar Polisi Anwar Nasir mengatakan pihaknya akan kembali menggencarkan kembali program tersebut, untuk mempersempit ruang gerak teroris.
"Untuk sementara ini kami gencarkan kembali program itu," katanya, di Sidoarjo, Sabtu.
Ia mengemukakan, penangkapan terhadap tiga teroris oleh Detasemen Khusus Anti-Teror 88 Mabes Polri di kawasan Surabaya beberapa waktu lalu membuat petugas melakukan pengetatan pengawasan.
"Program tersebut dirasa mampu untuk mempersempit ruang gerak terorisme dan sementara kami gencarkan kembali program tersebut," ucapnya.
Menurutnya, program tersebut merupakan cara efektif untuk lebih mengetahui siapa tetangga. Dengan begitu, terutama pendatang akan mudah terdeteksi asal-usulnya.
"Sebenarnya program ini sudah lama, mengingat keberadaan teroris yang sudah sangat membahayakan. Makanya kami harus berhati-hati," ujarnya.
Ia mengatakan, Tidak menutup kemungkinan keberadaan teroris masih berada di sekitar lingkungan masing-masing.
"Sedangkan yang menjadi alasan Ibu-ibu peduli tetangga karena yang paling banyak memiliki waktu di rumah adalah ibu-ibu dibandingkan bapak-bapak," tegasnya.
Sehingga, lanjut dia, pihaknya meminta supaya masyarakat tetap waspada dan turut andil dalam menjaga lingkungannya dari aksi teroris tersebut.
Ia menjelaskan, program tersebut didukung dengan acara seperti "Cangkrukan Polres" yang merupakan program pendekatan penegak hukum kepada masyarakat.
"Karena dengan begitu, segala bentuk tindakan kriminal bisa teratasi sebelum adanya aksi kejahatan," imbuhnya.
Oleh karena itu, dirinya meminta supaya masyarakat harus tahu siapa tetangganya dan harus kenal karena dengan begitu masyarakat bisa menjaga wilayahnya masing-masing dari ancaman teroris maupun tindakan kejahatan lainnya.
"Kami juga meminta kepada anggota supaya terus melakukan pengawasan di wilayah masing-masing," katanya.
Kepala Kepolisian Resor Sidoarjo Ajun Komisaris Besar Polisi Anwar Nasir mengatakan pihaknya akan kembali menggencarkan kembali program tersebut, untuk mempersempit ruang gerak teroris.
"Untuk sementara ini kami gencarkan kembali program itu," katanya, di Sidoarjo, Sabtu.
Ia mengemukakan, penangkapan terhadap tiga teroris oleh Detasemen Khusus Anti-Teror 88 Mabes Polri di kawasan Surabaya beberapa waktu lalu membuat petugas melakukan pengetatan pengawasan.
"Program tersebut dirasa mampu untuk mempersempit ruang gerak terorisme dan sementara kami gencarkan kembali program tersebut," ucapnya.
Menurutnya, program tersebut merupakan cara efektif untuk lebih mengetahui siapa tetangga. Dengan begitu, terutama pendatang akan mudah terdeteksi asal-usulnya.
"Sebenarnya program ini sudah lama, mengingat keberadaan teroris yang sudah sangat membahayakan. Makanya kami harus berhati-hati," ujarnya.
Ia mengatakan, Tidak menutup kemungkinan keberadaan teroris masih berada di sekitar lingkungan masing-masing.
"Sedangkan yang menjadi alasan Ibu-ibu peduli tetangga karena yang paling banyak memiliki waktu di rumah adalah ibu-ibu dibandingkan bapak-bapak," tegasnya.
Sehingga, lanjut dia, pihaknya meminta supaya masyarakat tetap waspada dan turut andil dalam menjaga lingkungannya dari aksi teroris tersebut.
Ia menjelaskan, program tersebut didukung dengan acara seperti "Cangkrukan Polres" yang merupakan program pendekatan penegak hukum kepada masyarakat.
"Karena dengan begitu, segala bentuk tindakan kriminal bisa teratasi sebelum adanya aksi kejahatan," imbuhnya.
Oleh karena itu, dirinya meminta supaya masyarakat harus tahu siapa tetangganya dan harus kenal karena dengan begitu masyarakat bisa menjaga wilayahnya masing-masing dari ancaman teroris maupun tindakan kejahatan lainnya.
"Kami juga meminta kepada anggota supaya terus melakukan pengawasan di wilayah masing-masing," katanya.
Pewarta: Indra Setiawan
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016
Tags: