New Delhi (ANTARA News) - Myanmar memutuskan untuk menjual gas dari ladang lepas pantai baratnya di Teluk Bengal kepada China ketimbang pesaingnya, India, demikian kantor berita India (PTI). Myanmar memberitahu delegasi India bahwa negara itu berencaa menjual gas ke China dari dua blok termasuk Blok Shwe, Shwephyu dan Mya, kata sumber PTI. China dan India, serta negara Asia lainnya, bersaing memperebutkan saham di sumber energi terbesar Myanmar itu. Satu konsorsium yang dipimpin Daewoo Korea Selatan, yang menguasai 60 persen saham di blok itu, telah melakukan eksplorasi di ladang migas lepas pantai Arakan tersebut. Perusahaan eksplorasi India, Oil and Natural Gas Corporation dan Gas Authority of India Ltd, memegang 30 persen saham di kedua blok itu, sedangkan KoGas Korea Selatan menguasai 10 persen sisanya. India telah mencoba untuk negosiasi perjanjian senilai 3 miliar dolar AS guna mengoperasikan pipanisasi sepanjang 290 kilometer dari Myanmar melalui Banglades menuju ke Calcutta, India. Tetapi upaya itu gagal. China telah berhasil menyakinkan pemerintah Myanmar untuk membangun pipanisasi sepanjang 900 kilometer untuk membawa gas hingga ke perbatasan negaranya. Blok migas A-1 Shwe dan Shwephyu diperkirakan memproduksi 18 juta meter kubik gas per hari. Myanmar berencana untuk mempertahankan sekitar 6 juta meter kubik gas untuk kebutuhan domestik dan mengekspor produksi sisanya ke China, kata laporan tersebut. (*)