Usai menang di Cannes, Wregas tak mau buru-buru bikin film
9 Juni 2016 21:00 WIB
Tim kreatif film "Prenjak" (ki-ka) aktris Rosa Winenggar, sutradara Wregas Bhanuteja dan penama sinematografi Ersya Ruswandono selepas pemutaran "Prenjak" di Institut Francais Indonesia, Jakarta, Kamis (9/6/2016). (ANTARA News/Gilang Galiartha)
Jakarta (ANTARA News) - Sutradara muda sarat prestasi, Wregas Bhanuteja, mengaku tak ingin buru-buru menggarap film baru setelah berhasil mengantongi Penghargaan Leica Cine Discovery dalam Festival Film Cannes Prancis 2016 lewat "Prenjak".
Salah satu alasan Wregas memilih beristirahat terlebih dulu selepas kemenangan di Cannes adalah karena dalam pembuatan film dirinya sangat mementingkan aspek cerita, yang untuk saat ini dirinya mengaku belum ada ide spesifik untuk dituangkan ke dalam film.
"Yang penting kita istirahat dulu pulang dari Cannes, jalan-jalan, baru kemudian mulai bikin film lagi," kata Wregas di sela-sela sesi unjuk binjang selepas pemutaran lima film pendek karyanya di Institut Francais Indonesia, Jakarta, Kamis.
"Karena bagi saya, cerita adalah segalanya dalam sebuah film, perkara penyutradaraan, sinematografi itu nomor kesekian. Makanya kami tidak mau buru-buru," ujar Wregas melanjutkan.
Setelah berhasil dengan Prenjak (2016) dan beberapa film pendek lainnya, termasuk Senyawa (2012), Lemantun (2014), Lembusura (2014) dan The Floating Chopin (2015), Wregas didorong rekan-rekannya untuk menggarap sebuah film panjang.
"Teman-teman juga begitu, kata mereka kalau garap film panjang semakin luas media saya untuk menyampaikan pesan dan menyampaikan banyak hal juga memberikan pengalaman yang lebih kepada penonton. Tapi itu belum ada idenya, yang penting semangatnya dulu," ujar Wregas.
Salah satu alasan Wregas memilih beristirahat terlebih dulu selepas kemenangan di Cannes adalah karena dalam pembuatan film dirinya sangat mementingkan aspek cerita, yang untuk saat ini dirinya mengaku belum ada ide spesifik untuk dituangkan ke dalam film.
"Yang penting kita istirahat dulu pulang dari Cannes, jalan-jalan, baru kemudian mulai bikin film lagi," kata Wregas di sela-sela sesi unjuk binjang selepas pemutaran lima film pendek karyanya di Institut Francais Indonesia, Jakarta, Kamis.
"Karena bagi saya, cerita adalah segalanya dalam sebuah film, perkara penyutradaraan, sinematografi itu nomor kesekian. Makanya kami tidak mau buru-buru," ujar Wregas melanjutkan.
Setelah berhasil dengan Prenjak (2016) dan beberapa film pendek lainnya, termasuk Senyawa (2012), Lemantun (2014), Lembusura (2014) dan The Floating Chopin (2015), Wregas didorong rekan-rekannya untuk menggarap sebuah film panjang.
"Teman-teman juga begitu, kata mereka kalau garap film panjang semakin luas media saya untuk menyampaikan pesan dan menyampaikan banyak hal juga memberikan pengalaman yang lebih kepada penonton. Tapi itu belum ada idenya, yang penting semangatnya dulu," ujar Wregas.
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016
Tags: