Kementerian Luar Negeri konfirmasi TKI di Taiwan diduga terjangkit Zika
9 Juni 2016 18:25 WIB
Dokumentasi larva nyamuk Aedes aegypti, di laboratorium Oxitec di Campinas, Brasil, Selasa (2/2). Menteri kesehatan Brasil mendesak negara Amerika Latin untuk bekerja sama memerangi virus Zika, kemarin dan mengatakan para ahli dari AS akan tiba pekan depan untuk mulai bekerja menemukan vaksinnya. Gambar diambil Selasa (2/2). (REUTERS/Paulo Whitaker)
Jakarta (ANTARA News) - Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Nasir, mengonfirmasi terdapat informasi dari media di Taiwan, ada satu Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang diduga terjangkit virus Zika.
Berita itu telah diterima Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI), di Taipei, Taiwan, dan saat ini masih dilakukan pemeriksaan mendetail.
"Informasi awal memang ada itu (TKI diduga terjangkit virus Zika), tapi faktanya sekarang yang bersangkutan sudah mulai pulih dan akan kembali berlayar," kata Nasir, di Jakarta, Kamis.
Menurut pemberitaan Kantor Berita Taiwan, CNA, seorang pria TKI berusia 22 tahun asal Mojokerto, Jawa Timur, tiba di Bandar Udara Internasional Kaohshiung pada 1 Juni 2016 dengan gejala demam tinggi dan mata merah.
Pusat Pengendalian Penyakit Taiwan kemudian mengonfirmasi dia terinfeksi virus Zika pada 5 Juni lalu.
Nasir belum dapat mengonfirmasi apakah TKI itu positif terjangkit virus Zika atau penyakit lainnya.
"Belum tahu (positif atau tidak), sedang kita kroscek (konfirmasi) ke sana terkait detail kasusnya seperti apa, mungkin data infonya belum diterima sepenuhnya oleh KDEI," kata dia.
Dalam pemberitaan CNA, CDC Taiwan telah melaporkan kasus tersebut kepada pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri dan Badan Kesehatan Dunia (WHO).
CDC juga terus memperbarui imbauan perjalanan (travel advisory) ke Indonesia berdasarkan sistem tiga tahap, yakni pengawasan, kewaspadaan, dan peringatan.
Berdasarkan laporan WHO, orang dewasa hanya menunjukkan gejala ringan setelah terinfeksi virus Zika, seperti demam tinggi, namun perempuan hamil yang terinfeksi memiliki kemungkinan dapat melahirkan bayi dengan mikrosefalus (satu kondisi bayi lahir dengan kepala lebih kecil daripada ukuran normal dan perkembangan otak terganggu).
Berita itu telah diterima Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI), di Taipei, Taiwan, dan saat ini masih dilakukan pemeriksaan mendetail.
"Informasi awal memang ada itu (TKI diduga terjangkit virus Zika), tapi faktanya sekarang yang bersangkutan sudah mulai pulih dan akan kembali berlayar," kata Nasir, di Jakarta, Kamis.
Menurut pemberitaan Kantor Berita Taiwan, CNA, seorang pria TKI berusia 22 tahun asal Mojokerto, Jawa Timur, tiba di Bandar Udara Internasional Kaohshiung pada 1 Juni 2016 dengan gejala demam tinggi dan mata merah.
Pusat Pengendalian Penyakit Taiwan kemudian mengonfirmasi dia terinfeksi virus Zika pada 5 Juni lalu.
Nasir belum dapat mengonfirmasi apakah TKI itu positif terjangkit virus Zika atau penyakit lainnya.
"Belum tahu (positif atau tidak), sedang kita kroscek (konfirmasi) ke sana terkait detail kasusnya seperti apa, mungkin data infonya belum diterima sepenuhnya oleh KDEI," kata dia.
Dalam pemberitaan CNA, CDC Taiwan telah melaporkan kasus tersebut kepada pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri dan Badan Kesehatan Dunia (WHO).
CDC juga terus memperbarui imbauan perjalanan (travel advisory) ke Indonesia berdasarkan sistem tiga tahap, yakni pengawasan, kewaspadaan, dan peringatan.
Berdasarkan laporan WHO, orang dewasa hanya menunjukkan gejala ringan setelah terinfeksi virus Zika, seperti demam tinggi, namun perempuan hamil yang terinfeksi memiliki kemungkinan dapat melahirkan bayi dengan mikrosefalus (satu kondisi bayi lahir dengan kepala lebih kecil daripada ukuran normal dan perkembangan otak terganggu).
Pewarta: Azizah Fitriyanti
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016
Tags: