Jakarta (ANTARA News) - Euro 2016 sekitar 48 jam lagi akan segera digelar dan kendati tidak sebesar Piala Dunia, turnamen ini akan menjadi ajang bagi talenta terhebat di dunia.

Format kompetisi telah diubah dari 16 tim menjadi 24 peserta, sehingga semakin banyak negara di Eropa yang mengalami putaran final sepak bola.

Dalam 25 tahun terakhir turnamen ini hanya dua kali menghasilkan kejutan yang menjadi juara (Denmark 1992 dan Yunani 2004). Dan ada kekuatan-kekuatan tradisional yang tidak bisa diabaikan dalam sepak bola Eropa.

Berikut lima timnas yang kemungkinan besar akan menghasilkan momen-momen tak terlupakan pada Eriuo 2016, dikutip dari abc.net.au.

PRANCIS
Di kandangnya sendiri, Les Bleus menjadi favorit kuat juara, tapi bukan karena faktor tuan rumah semata, karena lihatlah bakat-bakat canggih tim asuhan Didier Deschamps itu.
Mereka punya kiper tangguh Hugo Lloris, lalu barisan tengah yang semuanya bintang --N'Golo Kante, Blaise Matuidi, duo playmaker Dmitri Payet dan Paul Pogba, Yohan Cabaye, dan Morgan Schneiderlin. Di depan mereka punya striker Atletico Madrid Antoine Griezmann, punggawa Manchester United Anthony Martial dan pemain Arsenal Olivier Giroud.
Dengan formasi seperti itu mustahil Prancis akan tampil membosankan, sebaliknya akan merangsang mata, apalagi mereka rata-rata jago menggocek bola dan ahli melancarkan serangan balik nan cepat.
Masalahnya, kecuali Prancis sendiri pada 1984, tidak ada tuan rumah Piala Eropa yang menjadi juara turnamen ini.

JERMAN
Die Mannschaft biasanya memunculkan ketakutan, ketimbang kemempesonaan. Tapi semua itu berubah dua tahun lalu ketika tim asuhan Joachim Low mengguncang dunia setelah membantai Brasil 7-1 pada semifinal Piala Dunia.
Skuad tak begitu banyak berubah dari skuad 2014 dengan masih bercokolnya para pemain berpengalaman seperti kiper Manuel Neuer, bek Jerome Boateng, gelandang Toni Kroos dan striker Thomas Muller.
Lapangan tengah mereka kuat di mana Kroos diapit asisten-asisten maut seperti Mesut Ozil, Mario Gotze dam Andre Schurrle, Leroy Sane serta Emre Can.
Jerman ada di grup lemah sehingga mereka baru teruji pada babak knockout.
Masalahnya kalah dari Irlandia pada kualifikasi Euro dan Slowaki pada laga pemanasan menunjukkan Jerman tidak lagi terlalu mengesankan.

SPANYOL
Tim asuhan Vicente del Bosque ini mengunakan gaya "tiki-taka" untuk menjuarai Piala Dunia 2010 dan Euro 2012 (sebelumnya pada 2008 Euro di bawah Luis Aragones).
Pertahanannya tangguh dengan hanya kemasukan tiga gol pada 10 pertandingan kualifikasi, dan sebagian besar ini berkat hadirnya penjaga gawang terbaik di dunia, David de Gea.
Mereka sama sekali tidak kesulitan menemukan striker maut karena bertebaran di mana-mana, sehingga kombinasi apa pun yang dipasang del Bosque tetap sangat membahayakan. Baik itu duet Alvaro Morata dan Nolito, yang bisa diubah-ubah dengan David Silva atau Cesc Fabregas yang semuanya akan menjadi harapan gol Spanyol.
Spanyol mungkin harus mendaki tebing yang curam untuk mempertahankan gelar, namun siapa pun tidak akan bisa menghapus tim sekualitas Spanyol.
Kalah dari Georgia di Madrid memang bukan masalah, namun Spanyol akan menjadi objek ambisi tim mana pun untuk dikalahkan.

BELGIA
Di atas kertas tim ini memang semestinya menjadi favorit juara Euro 2016 karena Setan Merah menempati peringkat satu atau dua dunia dalam setahun ini.
Tak mengagetkan jika Belgia berperingkat tinggi karena mereka dihuni bakat-bakat hebat, mulai dari benteng tangguh di belakang antara kiper Chelsea Thibaut Courtois dan duo bek Spurs Toby Alderweireld dan Jan Vertonghen.
Mereka juga tanggung di tengah berkat hadirnya punggawa Chelsea Eden Hazard, bintang AS Roma Radja Nainggolan dan jagoan Zenit Saint Petersburg Axel Witsel, belum bintang Manchester City Kevin de Bruyne yang pandai menciptakan peluang dan sekaligus ahli mengeksekusi peluang itu.
Di atas itu semua mereka mempunyai salah satu striker terbaik di Eropa, Romelu Lukaku, ditambah dua pemain Liverpool Christian Benteke dan Divock Origi.
Masalahnya Belgia sering melempem pada turnamen besar, dan jika Lukaku tampil buruk maka penampilan melempem itu bakal terulang.

INGGRIS
Kendati biasanya jarang disebut tim yang bersinar pada turnamen besar, namun skuadnya kali ini membawa harapan besar bagi pendukung Inggris.
Kali ini tim asuhan Roy Hodgson ini memang tidak menjadi favorit juara, namun mereka mempunya skuad yang berpotensi menjadi juara.
Mereka punya kiper Joe Hart dan Wayne Rooney di depan, serta memiliki para pemain muda seperti dua pemain depan Harry Kane dan Jamie Vardy yang menjadi pusat perhatian Liga Inggris bersama Spurs dan Leicester.
Hodgson memiliki tim para pemain termuda pada Euro 2016, antara lain bek John Stones, gelandang Spurs Dele Alli dan striker Manchester United Marcus Rashford yang menciptakan dua gol mengesankan pada pertandingan besar musim ini. Namun pertahanan Inggris tidak terlalu mengesankan.
Masalahnya ketika dihadapkan pada situasi nyata lapangan, Hodgson kemungkinan mencomot nama-nama yang sudah dikenal ketimbang mencoba yang baru-baru.