Permintaan produk tekstil diprediksi naik jelang Lebaran
8 Juni 2016 17:44 WIB
Dirjen Industri Kimia Tekstill dan Aneka Kementerian Perindustrian Harjanto saat menghadiri pameran Intex Show 2016 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu. (ANTARA News/ Biro Humas Kementerian Perindustrian)
Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perindustrian memprediksi permintaan produk industri tekstil dan produk tekstil (TPT) di dalam negeri cenderung naik pada periode Juni-Juli 2016, seiring dengan kebiasaan masyarakat membeli pakaian menjelang Lebaran.
“Permintaan domestik diperkirakan terus meningkat terutama dengan momen bulan Ramadan dan Idul Fitri 2016 serta perbaikan ekonomi nasional,” kata Dirjen Industri Kimia Tekstil dan Aneka Kemenperin Harjanto melalui siaran pers di Jakarta, Rabu.
Kemenperin pun optimistis pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun 2016 berpotensi membaik dan diperkirakan mencapai 5,2-5,6 persen (year on year) atau lebih tinggi dari pertumbuhan pada tahun sebelumnya sebesar 4,79 persen.
Hal ini terutama didorong akselerasi stimulus fiskal dan non fiskal melalui beberapa paket kebijakan ekonomi yang diterbitkan pemerintah.
“Pertumbuhan ekonomi juga didorong kuat oleh industri pengolahan dengan kontribusi sebesar 20,8 persen pada triwulan I 2016,” ujar Harjanto. Bahkan, katanya, industri pengolahan juga merupakan penyumbang terbesar ekspor dengan kontribusi 85,76 persen dari total ekspor nasional.
Di samping itu, total ekspor industri terus mengalami peningkatan, dimana pada bulan April 2016 mencapai 10,17 miliar dollar AS atau naik sebesar 4,27 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (year on year) sebesar 9,76 miliar dollar AS.
“Permintaan domestik diperkirakan terus meningkat terutama dengan momen bulan Ramadan dan Idul Fitri 2016 serta perbaikan ekonomi nasional,” kata Dirjen Industri Kimia Tekstil dan Aneka Kemenperin Harjanto melalui siaran pers di Jakarta, Rabu.
Kemenperin pun optimistis pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun 2016 berpotensi membaik dan diperkirakan mencapai 5,2-5,6 persen (year on year) atau lebih tinggi dari pertumbuhan pada tahun sebelumnya sebesar 4,79 persen.
Hal ini terutama didorong akselerasi stimulus fiskal dan non fiskal melalui beberapa paket kebijakan ekonomi yang diterbitkan pemerintah.
“Pertumbuhan ekonomi juga didorong kuat oleh industri pengolahan dengan kontribusi sebesar 20,8 persen pada triwulan I 2016,” ujar Harjanto. Bahkan, katanya, industri pengolahan juga merupakan penyumbang terbesar ekspor dengan kontribusi 85,76 persen dari total ekspor nasional.
Di samping itu, total ekspor industri terus mengalami peningkatan, dimana pada bulan April 2016 mencapai 10,17 miliar dollar AS atau naik sebesar 4,27 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (year on year) sebesar 9,76 miliar dollar AS.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016
Tags: