Denmark apresiasi peningkatan kemudahan bisnis di Indonesia
8 Juni 2016 15:03 WIB
Dubes Denmark untuk Indonesia Casper Clynge Saat memberi keterangan media usai bertemu Menteri Perindustrian Saleh Husin di Jakarta, Rabu. (ANTARA News/ Sella Panduarsa Gareta)
Jakarta (ANTARA News) - Denmark mengapresiasi peningkatan kemudahan berbisnis di Indonesia yang dilakukan pemerintah untuk menarik investasi, demikian disampaikan Duta Besar Denmark untuk Indonesia Casper Clynge usai bertemu Menteri Perindustrian Saleh Husin di Jakarta.
"Kami ingin bisa investasi lebih di Indonesia. Presiden Joko Widodo dan Pemerintah Indonesia telah berupaya untuk memperbaiki kemudahan berusaha dan Indonesia bisa belajar lebih banyak lagi dari perusahaan-perusahaan Eropa," kata Casper, Rabu.
Ia memaparkan, pertemuan perdananya dengan Menteri Saleh juga membahas soal peluang dan tantangan untuk mengembangkan dan meningkatkan kerja sama bisnis antara Indonesia dan Denmark.
Casper menyampaikan, Denmark memiliki keunggulan diberbagai sektor yang dapat dikerja samakan seperti sektor kawasan industri, maritim, farmasi dan energi.
"Ada banyak potensi, kami kuat di energi dan juga maritim dengan produk ikan. Denmark negara agrikultur. The way of doing business harus dipermudah karena ini yang menarik investasi," ungkapnya.
Sementara itu, Dirjen Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional Kementerian Perindustrian Achmad Sigit Dwiwahjono mengatakan, pada kunjungan tersebut, Casper juga menyampaikan bahwa beberapa perusahaan asal Denmark di Indonesia akan berekspansi.
"Perusahaan cat mereka, Hempel, akan berekspansi. Mereka minta dukungan Kemenperin. Ada juga permesinan," ujar Sigit.
Terkait peningkatan investasi, lanjut Sigit, Denmark juga mempertanyakan soal aturan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang harus dipenuhi oleh Penenam Modal Asing.
Menurut Sigit, aturan TKDN menjadi tantangan, mengingat beberapa material yang mereka butuhkan masih harus diimpor dari negara asal.
Adapun pemenuhan TKDN tersebut untuk memenuhi syarat agar produk yang dihasilkan dapat disuplai ke pemerintah maupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
"Kami ingin bisa investasi lebih di Indonesia. Presiden Joko Widodo dan Pemerintah Indonesia telah berupaya untuk memperbaiki kemudahan berusaha dan Indonesia bisa belajar lebih banyak lagi dari perusahaan-perusahaan Eropa," kata Casper, Rabu.
Ia memaparkan, pertemuan perdananya dengan Menteri Saleh juga membahas soal peluang dan tantangan untuk mengembangkan dan meningkatkan kerja sama bisnis antara Indonesia dan Denmark.
Casper menyampaikan, Denmark memiliki keunggulan diberbagai sektor yang dapat dikerja samakan seperti sektor kawasan industri, maritim, farmasi dan energi.
"Ada banyak potensi, kami kuat di energi dan juga maritim dengan produk ikan. Denmark negara agrikultur. The way of doing business harus dipermudah karena ini yang menarik investasi," ungkapnya.
Sementara itu, Dirjen Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional Kementerian Perindustrian Achmad Sigit Dwiwahjono mengatakan, pada kunjungan tersebut, Casper juga menyampaikan bahwa beberapa perusahaan asal Denmark di Indonesia akan berekspansi.
"Perusahaan cat mereka, Hempel, akan berekspansi. Mereka minta dukungan Kemenperin. Ada juga permesinan," ujar Sigit.
Terkait peningkatan investasi, lanjut Sigit, Denmark juga mempertanyakan soal aturan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang harus dipenuhi oleh Penenam Modal Asing.
Menurut Sigit, aturan TKDN menjadi tantangan, mengingat beberapa material yang mereka butuhkan masih harus diimpor dari negara asal.
Adapun pemenuhan TKDN tersebut untuk memenuhi syarat agar produk yang dihasilkan dapat disuplai ke pemerintah maupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016
Tags: