Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah menyerap dana Rp18 triliun dari lelang lima seri Surat Utang Negara (SUN) untuk memenuhi sebagian pembiayaan dalam APBN, dengan total penawaran yang masuk mencapai Rp42,3 triliun.

Keterangan pers Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan yang diterima di Jakarta, Selasa malam, menyebutkan hasil lelang yang dilakukan ini memenuhi jumlah indikatif Rp12 triliun dan target maksimal Rp18 triliun.

Dari lelang tersebut, jumlah yang dimenangkan untuk seri SPN03160908 mencapai Rp2 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 5,52100 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 8 September 2016 ini mencapai Rp2,811 triliun.

Imbal hasil terendah yang masuk untuk seri obligasi ini mencapai 5,39 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 6,2 persen.

Untuk seri SPN12170608, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp1,25 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 6,28462 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 8 Juni 2017 ini mencapai Rp2,29 triliun.

Imbal hasil terendah yang masuk untuk seri obligasi ini mencapai 6,25 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 7,2 persen.

Untuk seri FR0053, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp5,15 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 7,45834 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 15 Juli 2021 ini mencapai Rp9,77 triliun.

Imbal hasil terendah yang masuk untuk seri obligasi yang mempunyai tingkat kupon 8,25 persen ini mencapai 7,45 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 7,67 persen.

Untuk seri FR0056, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp1,9 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 7,45834 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 15 September 2026 ini mencapai Rp16,27 triliun.

Imbal hasil terendah yang masuk untuk seri obligasi yang mempunyai tingkat kupon 8,375 persen ini mencapai 7,7 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 8,37 persen.

Untuk seri FR0073, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp7,7 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 7,91485 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 15 Mei 2031 ini mencapai Rp11,17 triliun.

Imbal hasil terendah yang masuk untuk seri obligasi yang mempunyai tingkat kupon 8,75 persen ini mencapai 7,87 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 8,53 persen.