Satu atlet balap sepeda lolos ke Olimpiade
7 Juni 2016 17:16 WIB
Atlet Sepeda BMX Putra Indonesia Toni Syarifudin (kanan) saat mengikuti lomba Sepeda BMX Putra Asian Games ke-17 di Ganghwa Asiad BMX Track, Incheon, Korea, Rabu (1/10/2014). (ANTARA FOTO/SAPTONO)
Jakarta (ANTARA News) - Balap sepeda Indonesia akhirnya meloloskan satu atletnya ke Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro, Brasil, 5-21 Agustus melalui atlet BMX Tony Syarifudin dan menjadi atlet ke-23 Indonesia yang akan berlaga di pesta olahraga empat tahunan itu.
Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Sport Sepeda Indonesia (PB) ISSI Raja Sapta Oktohari di Jakarta, Selasa, mengatakan, itu merupakan hasil kerja keras yang selama ini dilakukan oleh atlet, pelatih maupun tim pendukung lainnya sehingga BMX Indonesia diperhitungkan.
Menurut dia, lolosnya Tony Syarifudin ke Olimpiade ini harus dijadikan momen dan pembelajaran karena jika ingin lolos ke kejuaraan yang levelnya tinggi harus memiliki persiapan yang matang. Selain menyiapkan atlet, infrastruktur penunjang seperti sirkuit harus dipersiapkan dengan baik.
Untuk itu, kata dia, Indonesia dalam hal ini PB ISSI harus secepatnya berbenah yang salah satunya melakukan kerja sama dengan pemerintah untuk membangun sirkuit dengan standar dunia. Keberadaan sirkuit yang mumpuni akan mendorong lahirnya pebalap potensial.
"Sekarang memang sirkuit yang mendekati standar UCI di Banyuwangi. Itu saja tidak cukup. Dengan momen ini kami harapkan banyak daerah membangun sirkuit dengan standar internasional agar minat atlet untuk turun di nomor BMX ini juga meningkat," kata pria yang juga komandan kontingen Indonesia untuk Olimpiade Brasil itu.
Selain Banyuwangi, Indonesia memiliki beberapa sirkuit BMX di antaranya di Siak Pekanbaru maupun Yogjakarta. Hanya saja, saat ini diperlukan perbaikan agar sesuai dengan standar. Rencananya, DKI Jakarta juga akan membangun sirkuit standar internasional yang akan digunakan untuk Asian Games 2018.
Terkait lolosnya Tony ke Olimpiade 2016, pria yang akrab dipanggil Okto ini mengaku akan segera melakukan komunikasi dengan Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) karena selama ini balap sepeda tidak masuk olahraga prioritas. Hal ini menyangkut pemusatan latihan dan keberangkatan ke Brasil.
Guna mendukung persiapan Tony, dibutuhkan lokasi latihan yang representatif yaitu dengan jenis supercross dan lokasi yang diharapkan belum ada di Indonesia. Rencananya, atlet asal Jawa Tengah itu akan melakukan pemusatan latihan di Amerika Serikat atau Australia.
"Lintasan di Brasil itu untuk supercross. Makanya latihan di luar negeri sangat penting buat Tony. Apalagi di Indonesia baru ada lintasan standar saja untuk BMX," kata Ketua Bidang BMX PB ISSI Dadang Haries Purnomo.
Sementara itu, Tony Syarifudin mengaku senang bisa lolos ke Olimpiade Brasil. Kepastian Tony lolos ke olimpiade ini didapat setelah Indonesia menggantikan posisi Brasil dengan menggunakan alokasi kuota tuan rumah. Berdasarkan kualifikasi UCI, Brasil berada di posisi 12 dan posisi Indonesia berada di posisi teratas ranking UCI yang belum memiliki kuota.
Sebelum Tony Syarifudin, ada 22 atlet Indonesia yang sudah memastikan tiket ke Olimpiade 2016 yaitu 10 atlet bulu tangkis, tujuh angkat besi, dua dayung, dua panahan dan satu atletik.
Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Sport Sepeda Indonesia (PB) ISSI Raja Sapta Oktohari di Jakarta, Selasa, mengatakan, itu merupakan hasil kerja keras yang selama ini dilakukan oleh atlet, pelatih maupun tim pendukung lainnya sehingga BMX Indonesia diperhitungkan.
Menurut dia, lolosnya Tony Syarifudin ke Olimpiade ini harus dijadikan momen dan pembelajaran karena jika ingin lolos ke kejuaraan yang levelnya tinggi harus memiliki persiapan yang matang. Selain menyiapkan atlet, infrastruktur penunjang seperti sirkuit harus dipersiapkan dengan baik.
Untuk itu, kata dia, Indonesia dalam hal ini PB ISSI harus secepatnya berbenah yang salah satunya melakukan kerja sama dengan pemerintah untuk membangun sirkuit dengan standar dunia. Keberadaan sirkuit yang mumpuni akan mendorong lahirnya pebalap potensial.
"Sekarang memang sirkuit yang mendekati standar UCI di Banyuwangi. Itu saja tidak cukup. Dengan momen ini kami harapkan banyak daerah membangun sirkuit dengan standar internasional agar minat atlet untuk turun di nomor BMX ini juga meningkat," kata pria yang juga komandan kontingen Indonesia untuk Olimpiade Brasil itu.
Selain Banyuwangi, Indonesia memiliki beberapa sirkuit BMX di antaranya di Siak Pekanbaru maupun Yogjakarta. Hanya saja, saat ini diperlukan perbaikan agar sesuai dengan standar. Rencananya, DKI Jakarta juga akan membangun sirkuit standar internasional yang akan digunakan untuk Asian Games 2018.
Terkait lolosnya Tony ke Olimpiade 2016, pria yang akrab dipanggil Okto ini mengaku akan segera melakukan komunikasi dengan Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) karena selama ini balap sepeda tidak masuk olahraga prioritas. Hal ini menyangkut pemusatan latihan dan keberangkatan ke Brasil.
Guna mendukung persiapan Tony, dibutuhkan lokasi latihan yang representatif yaitu dengan jenis supercross dan lokasi yang diharapkan belum ada di Indonesia. Rencananya, atlet asal Jawa Tengah itu akan melakukan pemusatan latihan di Amerika Serikat atau Australia.
"Lintasan di Brasil itu untuk supercross. Makanya latihan di luar negeri sangat penting buat Tony. Apalagi di Indonesia baru ada lintasan standar saja untuk BMX," kata Ketua Bidang BMX PB ISSI Dadang Haries Purnomo.
Sementara itu, Tony Syarifudin mengaku senang bisa lolos ke Olimpiade Brasil. Kepastian Tony lolos ke olimpiade ini didapat setelah Indonesia menggantikan posisi Brasil dengan menggunakan alokasi kuota tuan rumah. Berdasarkan kualifikasi UCI, Brasil berada di posisi 12 dan posisi Indonesia berada di posisi teratas ranking UCI yang belum memiliki kuota.
Sebelum Tony Syarifudin, ada 22 atlet Indonesia yang sudah memastikan tiket ke Olimpiade 2016 yaitu 10 atlet bulu tangkis, tujuh angkat besi, dua dayung, dua panahan dan satu atletik.
Pewarta: Bayu Kuncahyo
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016
Tags: