Yogyakarta (ANTARA News) - Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta mendorong pengelola objek wisata meningkatkan inovasi kegiatan wisata khas Ramadhan guna menunjang kunjungan wisata selama bulan puasa hingga Lebaran 2016.
"Meski kami yakin penurunan tidak signifikan, namun untuk tetap mempertahankan kestabilan kunjungan wisata event wisata yang menarik perlu ditingkatkan," kata Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Wisata Dinas Pariwisata (Dispar) DIY, Arya Nugrahadi di Yogyakarta, Minggu.
Menurut dia, penurunan pengunjung biasanya hanya terjadi sesaat yakni pada minggu pertama bulan Ramadhan. Sedangkan minggu kedua hingga Idul Fitri kunjungan diperkirakan kembali meningkat.
"Biasanya kalau Ramadhan masyarakat lebih memilih berdiam di rumah atau lebih memilih kegiatan keagamaan," kata dia.
Menurut Arya, wisata kuliner di Yogyakarta akan menjadi kunjungan favorit selama Ramadhan. Aneka ragam kuliner di kota gudeg itu bahkan menjadi andalan tersendiri memasuki momentum bulan puasa.
"Oleh sebab itu, kami berharap potensi wisata kuliner dapat dimanfaatkan sebagai salah satu daya tarik," kata dia.
Namun demikian ia juga meminta agar selama bulan Ramadhan, pengelola objek wisata khususnya sektor kuliner juga menghormati masyarakat yang menjalankan ibadah puasa.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY Istijab M Danunagoro memprediksikan penurunan okupansi atau tingkat keterisian kamar hotel hingga 40 persen selama bulan puasa, dibanding hari biasa.
Meski demikian, Ia berharap agar penurunan okupansi kamar hotel tidak terlalu signifikan saat memasuki bulan Ramadhan.
Ia mengimbau pengelola industri perhotelan tetap meningkatkan pelayanan selama bulan Ramadhan dengan menyediakan fasilitas jamuan makanan Ramadhan.
"Seperti bulan Ramadhan sebelumnya, kami selalu menyediakan paket Ramadhan seperti tajil, buka puasa sampai sahur," kata Istijab.
Dispar DIY dorong inovasi wisata khas Ramadhan
6 Juni 2016 03:36 WIB
Ilustrasi--Kuliner Ramadan. (ANTARA FOTO/Embong Salampessy)
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016
Tags: