Gorontalo (ANTARA News) -Sejumlah warga Gorontalo menyambut bulan Ramadhan dengan berkumpul menggelar silaturahmi, serta menghidangkan makanan terbaik untuk disantap bersama.

"Orang Gorontalo menyebut ini sebagai Yimelu. Biasanya dilakukan sehari atau beberapa hari sebelum puasa dimulai," kata warga Gorontalo, Rahman Dako, Minggu.

Menurutnya, Yimelu merupakan ungkapan atau wujud suka cita warga dalam menyambut bulan ramadhan, yang akan dijalani selama sebulan ke depan.

Yimelu biasanya dilakukan dalam keluarga terdekat, kerabat, rekan sejawat hingga warga dalam satu organisasi.

Rahman mengungkapkan dengan Yimelu, nuansa pada awal Ramadhan sangat kental terasa di daerah tersebut dan dimanfaatkan sebagai kesempatan untuk saling memaafkan bagi umat muslim.

"Saya ingat saat kecil, sehari sebelum puasa ayah pergi berbelanja ke pasar dan ibu menyiapkan keperluan memasak. Sementara kami anak-anak diminta menangkap ayam yang sengaja dilepas. Ada kebersamaan yang tercipta di sana," jelasnya.

Sementara itu bagi sebagian warga, Yimelu digelar dalam bentuk lebih besar dengan mengundang banyak orang sebagai rasa syukur masih bisa bertemu dengan bulan puasa kali ini.

"Saya dan teman-teman sengaja bikin Yimelu dengan mengundang warga di sekitar rumah. Tujuannya silaturahmi, reuni dan maaf-maafan agar saat menjalani puasa hati sudah bersih," kata Yuliana, warga lainnya.

Selain Yimelu, sebuah adat juga digelar malam sebelum pelaksanaan shalat tarawih yang disebut Tonggeyamo.

Prosesi tersebut merupakan tradisi Gorontalo yang bertujuan untuk mendengarkan pengumuman bersama sidang isbat oleh pemerintah pusat, terkait penentuan awal ramadan.

Tonggeyamo dihadiri oleh sejumlah tokoh masyarakat, kepala daerah serta tokoh adat karena tradisi tersebut mengandung nilai kebersamaan dan kesepakatan bersama.

Setelah mendengarkan pengumuman hasil sidang isbat, pemuka adat akan melakukan prosesi untuk melaporkannya kepada pemimpin daerah dan kemudian menyampaikannya kepada masyarakat.