Masyarakat gembira awal Ramadhan serentak
5 Juni 2016 21:32 WIB
ilustrasi Salat Tarawih Surabaya Sejumlah umat muslim melaksanakan salat tarawih pertama pada bulan ramadan 1436 H di Masjid Agung Al Akbar, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (17/6). (ANTARA FOTO/Zabur Karuru) ()
Sampit, Kalteng (ANTARA News) - Masyarakat di Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, menyambut gembira karena awal Ramadhan tahun ini serentak.
"Syukur awal Ramadhan bisa bersamaan jadi makin terasa semaraknya. Sering itu kan berbeda, jadi terasa kurang lengkap karena ada yang sudah berpuasa, tapi ada juga yang belum. Kalau tahun ini semua serentak," kata Amelia, warga Jalan Muchran Ali Sampit, Minggu malam.
Umat Islam di daerah ini langsung melaksanakan salat tarawih setelah mendengar Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengumumkan bahwa awal Ramadan sudah tiba. Sebelumnya, jemaah yang sudah melaksanakan salat Isya, sempat bertahan sejenak karena menunggu pengumuman kepastian awal Ramadhan oleh pemerintah.
Berbeda dengan warga Muhammadiyah, mereka sudah jauh hari mengumumkan bahwa puasa Ramadhan dimulai Senin (6/6) sehingga tarawih dimulai Minggu malam. Mereka pun langsung melaksanakan tarawih tanpa menunggu pengumuman hasil sidang isbat oleh pemerintah.
"Mudah-mudahan awal Ramadhan dan Idul Fitri di tahun-tahun berikutnya juga bisa serentak seperti ini. Rasanya ada yang kurang saja kalau sampai terjadi perbedaan walaupun sebenarnya itu tidak masalah karena sama-sama ada dasarnya," ucap Amelia.
Sementara itu, untuk menyemarakkan tibanya Ramadhan, umat Islam di Sampit menggelar pawai pada Minggu siang. Ratusan warga dari berbagai elemen masyarakat ikut berkonvoi menggunakan kendaraan roda empat dan roda dua dengan hiasan bernuansa Islami.
Wakil Bupati HM Taufiq Mukri mengajak seluruh masyarakat untuk meningkatkan kerukunan hidup beragama yang selama ini sudah tercipta dengan baik. Toleransi antar pemeluk agama harus terus dijaga, tidak terkecuali saat tibanya bulan suci Ramadan ini.
"Rumah makan dan warung makan diharapkan tidak buka pada siang hari. Kalau pun buka di tempat tertentu maka harus tertutup. Kita hargai warga yang berpuasa," harap Taufiq.
Taufiq mengingatkan semua pihak mematuhi aturan. Jika membandel, pemerintah daerah akan menindak tegas, bahkan hingga mencabut izin usaha.
"Syukur awal Ramadhan bisa bersamaan jadi makin terasa semaraknya. Sering itu kan berbeda, jadi terasa kurang lengkap karena ada yang sudah berpuasa, tapi ada juga yang belum. Kalau tahun ini semua serentak," kata Amelia, warga Jalan Muchran Ali Sampit, Minggu malam.
Umat Islam di daerah ini langsung melaksanakan salat tarawih setelah mendengar Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengumumkan bahwa awal Ramadan sudah tiba. Sebelumnya, jemaah yang sudah melaksanakan salat Isya, sempat bertahan sejenak karena menunggu pengumuman kepastian awal Ramadhan oleh pemerintah.
Berbeda dengan warga Muhammadiyah, mereka sudah jauh hari mengumumkan bahwa puasa Ramadhan dimulai Senin (6/6) sehingga tarawih dimulai Minggu malam. Mereka pun langsung melaksanakan tarawih tanpa menunggu pengumuman hasil sidang isbat oleh pemerintah.
"Mudah-mudahan awal Ramadhan dan Idul Fitri di tahun-tahun berikutnya juga bisa serentak seperti ini. Rasanya ada yang kurang saja kalau sampai terjadi perbedaan walaupun sebenarnya itu tidak masalah karena sama-sama ada dasarnya," ucap Amelia.
Sementara itu, untuk menyemarakkan tibanya Ramadhan, umat Islam di Sampit menggelar pawai pada Minggu siang. Ratusan warga dari berbagai elemen masyarakat ikut berkonvoi menggunakan kendaraan roda empat dan roda dua dengan hiasan bernuansa Islami.
Wakil Bupati HM Taufiq Mukri mengajak seluruh masyarakat untuk meningkatkan kerukunan hidup beragama yang selama ini sudah tercipta dengan baik. Toleransi antar pemeluk agama harus terus dijaga, tidak terkecuali saat tibanya bulan suci Ramadan ini.
"Rumah makan dan warung makan diharapkan tidak buka pada siang hari. Kalau pun buka di tempat tertentu maka harus tertutup. Kita hargai warga yang berpuasa," harap Taufiq.
Taufiq mengingatkan semua pihak mematuhi aturan. Jika membandel, pemerintah daerah akan menindak tegas, bahkan hingga mencabut izin usaha.
Pewarta: Norjani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016
Tags: