Jakarta (ANTARA News) - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan wilayah Indonesia timur seperti kawasan Papua terdampak menunggu lebih lama dibandingkan dengan zona waktu lain untuk putusan penetapan/itsbat awal Ramadhan 1437 Hijriah/2016 Masehi.
"Jadi ada konsekuensi yang tidak terhindarkan di wilayah timur untuk menunggu lebih lama karena wilayah kita yang sangat luas," kata Lukman saat jumpa pers hasil sidang penetapan awal puasa 2016 Masehi di Kantor Kementerian Agama, Jakarta, Minggu.
Dia mengatakan wilayah Indonesia terbagi pada tiga zona waktu, yaitu WIB, WITA dan WIT, sehingga dari Indonesia barat bisa waktunya berselang 1-2 jam di kawasan waktu lain.
Penetapan awal puasa tahun ini, kata Lukman, dilakukan seperti beberapa tahun sebelumnya yaitu memadukan dua metode menentukan kalender Hijriyah, yaitu hisab (menggunakan penghitungan astronomi) dan rukyat (melihat bulan secara langsung).
Dua metode itu, lanjut dia, saling melengkapi satu sama lain. Hisab dipakai untuk menentukan waktu dan letak bulan di langit.
Lukman mengatakan dari hasil perhitungan itu akan membantu untuk melihat bulan dengan mata secara langsung. Pendek kata, metode hisab digunakan untuk alat bantu para perukyat atau jamak disebut dengan imkanu rukyat.
Menanggapi soal perbedaan penggunaan metode penetapan kalender Islam berikut metodenya, Lukman mengatakan pihaknya terus berupaya dalam beberapa waktu terakhir untuk menyatukan kriteria itu.
"Kita perlu duduk bersama dan memerlukan waktu terkait kriteria hilal seperti apa, yang imkanur rukyat posisi dimana hilal bisa dilihat. Dengan begitu, kita punya kesamaan cara pandang untuk menghindari perbedaan-perbedaan di masa mendatang," katanya.
Menag: Papua terdampak menunggu akibat Itsbat
5 Juni 2016 20:51 WIB
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)
Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016
Tags: