Jakarta (ANTARA News) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) terus melakukan kampanye program pencegahan korupsi berbasis keluarga ke seluruh wilayah di Indonesia.
"BKKBN terus mengkampanyekan pencegahan korupsi berbasis keluarga, salah satunya melalui seni dan budaya tradisional yang ada di Indonesia," kata Kepala BKKBN Surya Chandra Surapaty melalui siaran pers di Jakarta, Minggu.
Pernyataan tersebut disampaikan terkait Peluncuran Program Pencegahan Korupsi Berbasis Keluarga Melalui Seni dan Budaya Tradisional di Nagrek, Kabupaten Bandung.
Dalam acara tersebut disuguhkan pertunjukan seni tradisional khas masyarakat setempat, yaitu wayang golek yang didalamnya berisi pesan-pesan anti korupsi berbasis keluarga.
"Pendidikan anti korupsi dan penanaman hidup sederhana dalam keluarga menjadi hal yang paling utama untuk terus disosialisasikan dalam menanamkan nilai kejujuran berbasis keluarga," kata Surya.
Dia menambahkan, BKKBN sebagai Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang salah satu fokus utamanya pembangunan keluarga, memiliki andil besar dalam pencegahan korupsi berbasis keluarga.
Hal itu karena penanaman anti korupsi dapat disinergikan dengan program-program pembangunan keluarga khususnya melalui Bina Keluarga Balita, Bina Keluarga Remaja, Pusat Informasi dan Konseling Remaja serta Bina Keluarga Lansia dan masyarakat pada umumnya.
"Sehingga nilai-nilai kejujuran tertanam sejak balita, remaja sampai dengan lansia," katanya.
Dia juga menyebutkan, penyampaian pesan anti korupsi berbasis keluarga juga dilakukan melalui kegiatan yang langsung melibatkan masyarakat dan dilaksanakan dengan bahasa yang dapat diterima oleh masyarakat.
"Kegiatan tersebut selain untuk melestarikan seni dan budaya tradisional, juga menyisipkan pesan-pesan kejujuran dan anti korupsi kepada keluarga-keluarga Indonesia, sehingga harapan ke depan, keluarga-keluarga Indonesia bebas dari korupsi," katanya.
BKKBN kampanyekan program pencegahan korupsi berbasis keluarga
5 Juni 2016 19:12 WIB
BKKBN (ANTARA FOTO/Dhoni Setiawan)
Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016
Tags: