Jakarta (ANTARA News) - Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Rexy Mainaky mengaku kecewa dengan pernyataan Tontowi Ahmad yang merasa terbebani oleh target gelar juara pada Indonesia Terbuka 2016.

"Dia mengatakan seakan-akan tertekan karena harus meraih gelar juara. Dia yang ingin meraih gelar juara, tetapi seakan kami yang menargetkan. Target itu semestinya datang dari dia sebagai peraih gelar juara dunia dan tiga kali All England," kata Rexy di sela-sela pertandingan semifinal di Stadion Istora Senayan, Jakarta, Sabtu malam.

Rexy mengatakan pemain setingkat Tontowi layak menanggung beban meraih gelar sebagai tuan rumah Indonesia Terbuka.

"Jika turnamen ini saja dia merasa tertekan, bagaimana dengan Olimpiade?" kata peraih medali emas Olimpiade Atlanta 1996 itu.

Rexy mengatakan kekalahan Tontowi/Liliyana Natsir dari pasangan baru Denmark Kim Astrup/Line Kjaersfeldt terjadi karena Tontowi meremehkan pemain putri lawan yang juga turun pada nomor tunggal putri.

"Permainan Tontowi itu menampilkan emosi karena saat serangannya gagal, dia terus melakukan bola-bola smes," kata Rexy.

Rexy mengatakan bahwa pelatnas akan mengevaluasi penampilan seluruh atlet yang mengikuti Indonesia Terbuka 2016 beserta pelatih dari semua sektor permainan Selasa pekan depan (7/6).

"Saya akan evaluasi seberapa jauh keinginan para pemain untuk meraih gelar di sini, terutama bagi mereka lolos kualifikasi Olimpiade," kata Rexy.

Rexy menambahkan PBSI juga akan memberikan tantangan kepada para pemain muda agar meraih gelar pada Indonesia Terbuka 2017.

"Pemain-pemain muda kami kalah karena kurang tenang dalam bermain. Mereka harus belajar dari pengalaman turnamen ini. Kami punya tiga tunggal putra dan dua pasangan putri," kata Rexy.

PBSI, lanjut Rexy, juga akan mengevaluasi pasangan-pasangan senior seperti Hendra/Ahsan menyusul lawan-lawan telah mempelajari permainan ganda andalan Merah-Putih itu.

"Kami akan melihat video permainan Hendra/Ahsan dan akan evaluasi apakah permainan mereka selama ini telah terbaca lawan. Pada permainan kemarin, lawan dapat memaksa Hendra/Ahsan untuk tidak dapat mengembangkan permainannya," kata Rexy.

Indonesia Terbuka 2016 menjadi turnamen bulu tangkis tingkat superseries pertama di Indonesia tanpa keterwakilan atlet-atlet tuan rumah pada final sejak Indonesia Terbuka 1982. Indonesia juga telah tiga kali gagal meraih gelar di kandang sendiri sejak Indonesia Terbuka 2014.