Hendra/Ahsan tersingkir, ganda putra Indonesia tidak tersisa
2 Juni 2016 21:47 WIB
Pebulu tangkis ganda putra Indonesia Hendra Setiawan (kanan) dan Mohammad Ahsan mengembalikan kok kepada Pebulu tangkis ganda putra Denmark Mads Conrad-Petersen dan Mads Pieler Kolding dalam putaran kedua Kejuaraan BCA Indonesia Open Super Series Premier 2016 di Istora Senayan Jakarta, Kamis (2/6/2016). Pasangan Hendra-Ahsan harus kalah dengan skor Petersen-Kolding dengan skor 19-21, 21-13, 21-18.(ANTARA FOTO/Rosa Panggabean/pd/16.)
Jakarta (ANTARA News) - Ganda putra Merah-Putih tidak tersisa pada laga putaran kedua turnamen bulu tangkis Indonesia Open 2016 setelah pasangan andalan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan kalah dari pasangan Denmark di Stadion Istora Senayan, Jakarta, Kamis malam.
Hendra/Ahsan kalah dari pasangan Negara Skandinavia Mads Conrad-Petersen/Mads Pieler Kolding dalam laga selama 53 menit dengan skor 21-19, 13-21, 18-21.
Selepas merebut game pertama 21-19, ganda tuan rumah peringkat kedua dunia itu banyak melakukan kesalahan sendiri dengan bola-bola keluar lapangan dan membentur net pada game kedua. Hendra/Ahsan tertinggal 1-8, 3-11, 6-14, 7-16, hingga kehilangan game kedua 13-21.
Pengembalian Hendra/Ahsan atas serangan dan servis Petersen/Kolding juga memperpuruk penampilan wakil Merah-Putih pada game ketiga. Walaupun sempat unggul 6-4, 9-7, 11-8, kubu bangsa Viking mengembalikan kedudukan 14-11, 15-12, 18-15, hingga menang dalam tiga game 21-18.
"Permainan kami memang tidak sesuai harapan. Tapi, kami tetap memandang positif karena masih ada turnamen Australia Terbuka nanti," kata Hendra selepas pertandingan.
Hendra mengaku permainannya bersama Ahsan banyak melakukan kesalahan dengan bola-bola mati selain lawan punya penampilan yang lebih baik dibanding saat final Piala Thomas 2016 di Kunshan, Tiongkok.
"Kami banyak menaikkan bola dan tekanan ke lawan kurang. Tentu target kami adalah juara, tapi kami memang tidak dapat selalu menang dalam setiap turnamen. Mungkin, kali ini giliran pemain-pemain muda menjadi juara di tuan rumah," kata Hendra.
Ahsan menambahkan permainan lawan lebih berani pada Indonesia Terbuka dibanding saat final Piala Thomas 2016. "Mereka lebih sering mendahului untuk menyerang dan kami kurang berani. Kualitas servis mereka juga lebih baik," kata Ahsan.
Sementara, Kolding mengakui kemenangannya atas Hendra/Ahsan dilatarbelakangi permainan servis serta kepercayaan diri.
"Pengembalian kami juga bagus atas mereka. Kami bermain jelek pada Piala Thomas dengan servis yang jelek. Tapi, kami lebih yakin pada hari ini," ujar Kolding.
Petersen mengatakan kepercayaan diri pasangan andalan Indonesia menurun pada game kedua sehingga membuka celah baginya bersama Kolidng untuk menyerang. "Mereka gugup dan itu menguntungkan kami. Kami tidak memikirkan kemenangan ini karena kami akan melawan pasangan Jepang pada perempat final," kata Petersen.
Hendra/Ahsan kalah dari pasangan Negara Skandinavia Mads Conrad-Petersen/Mads Pieler Kolding dalam laga selama 53 menit dengan skor 21-19, 13-21, 18-21.
Selepas merebut game pertama 21-19, ganda tuan rumah peringkat kedua dunia itu banyak melakukan kesalahan sendiri dengan bola-bola keluar lapangan dan membentur net pada game kedua. Hendra/Ahsan tertinggal 1-8, 3-11, 6-14, 7-16, hingga kehilangan game kedua 13-21.
Pengembalian Hendra/Ahsan atas serangan dan servis Petersen/Kolding juga memperpuruk penampilan wakil Merah-Putih pada game ketiga. Walaupun sempat unggul 6-4, 9-7, 11-8, kubu bangsa Viking mengembalikan kedudukan 14-11, 15-12, 18-15, hingga menang dalam tiga game 21-18.
"Permainan kami memang tidak sesuai harapan. Tapi, kami tetap memandang positif karena masih ada turnamen Australia Terbuka nanti," kata Hendra selepas pertandingan.
Hendra mengaku permainannya bersama Ahsan banyak melakukan kesalahan dengan bola-bola mati selain lawan punya penampilan yang lebih baik dibanding saat final Piala Thomas 2016 di Kunshan, Tiongkok.
"Kami banyak menaikkan bola dan tekanan ke lawan kurang. Tentu target kami adalah juara, tapi kami memang tidak dapat selalu menang dalam setiap turnamen. Mungkin, kali ini giliran pemain-pemain muda menjadi juara di tuan rumah," kata Hendra.
Ahsan menambahkan permainan lawan lebih berani pada Indonesia Terbuka dibanding saat final Piala Thomas 2016. "Mereka lebih sering mendahului untuk menyerang dan kami kurang berani. Kualitas servis mereka juga lebih baik," kata Ahsan.
Sementara, Kolding mengakui kemenangannya atas Hendra/Ahsan dilatarbelakangi permainan servis serta kepercayaan diri.
"Pengembalian kami juga bagus atas mereka. Kami bermain jelek pada Piala Thomas dengan servis yang jelek. Tapi, kami lebih yakin pada hari ini," ujar Kolding.
Petersen mengatakan kepercayaan diri pasangan andalan Indonesia menurun pada game kedua sehingga membuka celah baginya bersama Kolidng untuk menyerang. "Mereka gugup dan itu menguntungkan kami. Kami tidak memikirkan kemenangan ini karena kami akan melawan pasangan Jepang pada perempat final," kata Petersen.
Pewarta: Imam Santoso
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016
Tags: