Kunci Jonathan Christie kalahkan Super Dan
2 Juni 2016 18:23 WIB
Pebulu tangkis Indonesia Jonathan Christie mengembalikan kok kepada Pebulu Tangkis China Lin Dan pada putaran kedua Kejuaraan BCA Indonesia Open Super Series Premier 2016 di Istora Senayan Jakarta, Kamis (2/6/2016). Jonathan Christie maju ke perempat final setelah mengalahkan Lin Dan dengan skor 21-12, 21-12. (ANTARA FOTO/Rosa Panggabean/pd/16.)
Jakarta (ANTARA News) - Tunggal putra Indonesia Jonathan Christie tampil meyakinkan saat mengalahkan pemain peringkat tiga dunia Lin Dan pada putaran kedua kedua turnamen BCA Indonesia Open Super Series Premier 2106 yang berlangsung di Istora Senayan, Gelora Bung Karno, Jakarta, Kamis.
Meskipun secara level Jonathan yang saat ini menempati peringkat 19 dunia itu masih jauh dari Lin Dan, ia tidak gentar.
Berbekal dari kekalahannya di Singapore lalu, Jonathan bermain lebih terkontrol saat melawan pemegang dua gelar juara Olimpiade (2008, 2012) itu.
Di hadapan ribuan penonton yang memenuhi Istora Senayan, Jonathan hanya membutuhkan waktu 36 menit untuk menaklukkan sang Super Dan, julukan bagi Lin Dan.
Sejak awal game pertama, Jonathan membuat Lin Dan tidak berkutik. Tidak sedikitpun ia memberi kesempatan bagi Lin Dan untuk mengejarnya.
Hanya pada game kedua sempat terjadi kejar mengejar skor. Namun, Jonathan berhasil keluar dari tekanan dan melenggang jauh meninggalkan Lin Dan.
"Puji Tuhan. Ini bukan hanya kekuatan saya saja tetapi ada campur tangan Tuhan," kata Jonathan mengekspresikan kegembiraannya.
"Ini pemain kelasnya beda, jujur saya masih di bawah dia, baik dari segi stroke (pukulan), permainan maupun mental. Tapi tadi main saya coba. Pelatih bilang jangan terlalu pikirin menang kalah yang penting strategi yang saya dan pelatih bicarakan bisa dijalankan," tuturnya.
Menurut Jonathan, Lin Dan kurang suka dengan tipe permainan yang cepat yang tadi dimainkan.
"Dia kurang suka tipe bola seperti tadi yang cepat, tetapi saya buka seperti itu. Saya ikutin dia dulu, saya tunggu ketika ada kesempatan baru serang. Saya bahkan tidak keluarkan banyak tenaga, paling hanya untuk pukulan tipuan. Saya tidak mau ikuti pola bermainnya, saya yang lebih kontrol," ujar Jonathan saat membeberkan kunci kemenangannya.
Pemain yang memperkuat tim Thomas Indonesia dalam Piala Thomas 2016 di Kunshan, China itu, menambahkan Lin Dan bermain tertekan di Istora.
"Tadi saya lihat dia bermain di bawah performanya karena mungkin dia tidak suka penonton yang berisik dan permainan bola cepat. Saya ambil kesempatan itu," tambahnya.
Tidak lupa, Jonathan mengucapkan terimakasih kepada penonton yang terus mendukungnya sepanjang pertandingan.
"Terimakasih buat penonton yang luar biasa, karena ramai saya jadi tidak berasa lelah," katanya.
Jonathan berharap ia dapat memperbaiki hasil tahun lalu saat ia berhasil menembus babak perempat final.
Meskipun secara level Jonathan yang saat ini menempati peringkat 19 dunia itu masih jauh dari Lin Dan, ia tidak gentar.
Berbekal dari kekalahannya di Singapore lalu, Jonathan bermain lebih terkontrol saat melawan pemegang dua gelar juara Olimpiade (2008, 2012) itu.
Di hadapan ribuan penonton yang memenuhi Istora Senayan, Jonathan hanya membutuhkan waktu 36 menit untuk menaklukkan sang Super Dan, julukan bagi Lin Dan.
Sejak awal game pertama, Jonathan membuat Lin Dan tidak berkutik. Tidak sedikitpun ia memberi kesempatan bagi Lin Dan untuk mengejarnya.
Hanya pada game kedua sempat terjadi kejar mengejar skor. Namun, Jonathan berhasil keluar dari tekanan dan melenggang jauh meninggalkan Lin Dan.
"Puji Tuhan. Ini bukan hanya kekuatan saya saja tetapi ada campur tangan Tuhan," kata Jonathan mengekspresikan kegembiraannya.
"Ini pemain kelasnya beda, jujur saya masih di bawah dia, baik dari segi stroke (pukulan), permainan maupun mental. Tapi tadi main saya coba. Pelatih bilang jangan terlalu pikirin menang kalah yang penting strategi yang saya dan pelatih bicarakan bisa dijalankan," tuturnya.
Menurut Jonathan, Lin Dan kurang suka dengan tipe permainan yang cepat yang tadi dimainkan.
"Dia kurang suka tipe bola seperti tadi yang cepat, tetapi saya buka seperti itu. Saya ikutin dia dulu, saya tunggu ketika ada kesempatan baru serang. Saya bahkan tidak keluarkan banyak tenaga, paling hanya untuk pukulan tipuan. Saya tidak mau ikuti pola bermainnya, saya yang lebih kontrol," ujar Jonathan saat membeberkan kunci kemenangannya.
Pemain yang memperkuat tim Thomas Indonesia dalam Piala Thomas 2016 di Kunshan, China itu, menambahkan Lin Dan bermain tertekan di Istora.
"Tadi saya lihat dia bermain di bawah performanya karena mungkin dia tidak suka penonton yang berisik dan permainan bola cepat. Saya ambil kesempatan itu," tambahnya.
Tidak lupa, Jonathan mengucapkan terimakasih kepada penonton yang terus mendukungnya sepanjang pertandingan.
"Terimakasih buat penonton yang luar biasa, karena ramai saya jadi tidak berasa lelah," katanya.
Jonathan berharap ia dapat memperbaiki hasil tahun lalu saat ia berhasil menembus babak perempat final.
Pewarta: Monalisa
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016
Tags: