Filipina sumbang surplus ekspor Indonesia ketiga terbesar
2 Juni 2016 09:54 WIB
Duta Besar Indonesia untuk Filipina Johny J Lumintang (kiri) didampingi Atase Perdagangan Irawan meninjau peserta dari Indonesia pada pameran makanan dan minuman internasional "Salon International de Lalimentation" (SIAL) Asean di Manila, di Filipina, Rabu (1/6/2016). (ANTARA News/Risbiani Fardaniah)
Manila (ANTARANews) - Filipina menyumbang surplus ekspor Indonesia ketiga terbesar, dengan angka sekitar 2,3 miliar dolar AS tahun lalu.
"Filipina merupakan salah satu penyumbang (surplus) ekspor terbesar," kata Dubes RI untuk Filipina Johny J Lumintang kepada Antaranews di Jakarta, Kamis.
Ia bangga Filipina bisa menjadi penyumbang surplus ekspor, di tengah banyak negara besar yang menjadi tujuan ekspor Indonesia yang justru merupakan penyumbang defisit terbesar seperti China.
Berdasarkan data Otoritas Statistik Filipina (PSA), pada Januari-Desember 2015 impor negara itu dari Indonesia mencapai 2,927 miliar dolar AS, sedangkan ekspor ke Indonesia hanya sebesar 628,2 juta dolar AS.
Jumlah tersebut turun dibandingkan tahun sebelumnya. Pada 2014 total impor Filipina dari Indonesia menembus angka 3,037 miliar dolar AS, sedangkan ekspor negeri itu ke Indonesia sebesar 759,658 juta dolar AS.
Adapun tiga besar produk impor Filipina dari Indonesia adalah otomotif (619,8 juta dolar AS), batu bara (519,4 juta dolar AS), kopi dan produk turunannya (208,6 juta dolar AS).
"Filipina banyak meminta impor batu bara dari Indonesia, karena pembangkit di sini menggunakan komoditas tersebut," ujar Johny.
Lebih jauh ia mengatakan, Indonesia dan Filipina memiliki kerja sama di berbagai bidang, baik ekonomi, politik, keamanan, maupun sosial budaya yang saling menguntungkan.
"Dengan Filipina, Indonesia jangan berkompetisi tapi bekerja sama karena berbagai produk kita hampir sama," kata Johny.
Hal senada dikemukakan Atase Perdagangan RI di Filipina, Irawan. Ia mengatakan Filipina penyumbang surplus terbesar ketiga setelah Belanda.
"Potensi pasar produk Indonesia di Filipina cukup tinggi, terutama untuk produk-produk makanan dan minuman yang belum digarap optimal oleh pengusaha Indonesia," katanya.
Irawan optimistis bila perekonomian dunia pulih kembali, ekspor Indonesia ke Filipina maupun sebaliknya bisa meningkat lebih besar dari tahun lalu dan tahun ini.
"Filipina merupakan salah satu penyumbang (surplus) ekspor terbesar," kata Dubes RI untuk Filipina Johny J Lumintang kepada Antaranews di Jakarta, Kamis.
Ia bangga Filipina bisa menjadi penyumbang surplus ekspor, di tengah banyak negara besar yang menjadi tujuan ekspor Indonesia yang justru merupakan penyumbang defisit terbesar seperti China.
Berdasarkan data Otoritas Statistik Filipina (PSA), pada Januari-Desember 2015 impor negara itu dari Indonesia mencapai 2,927 miliar dolar AS, sedangkan ekspor ke Indonesia hanya sebesar 628,2 juta dolar AS.
Jumlah tersebut turun dibandingkan tahun sebelumnya. Pada 2014 total impor Filipina dari Indonesia menembus angka 3,037 miliar dolar AS, sedangkan ekspor negeri itu ke Indonesia sebesar 759,658 juta dolar AS.
Adapun tiga besar produk impor Filipina dari Indonesia adalah otomotif (619,8 juta dolar AS), batu bara (519,4 juta dolar AS), kopi dan produk turunannya (208,6 juta dolar AS).
"Filipina banyak meminta impor batu bara dari Indonesia, karena pembangkit di sini menggunakan komoditas tersebut," ujar Johny.
Lebih jauh ia mengatakan, Indonesia dan Filipina memiliki kerja sama di berbagai bidang, baik ekonomi, politik, keamanan, maupun sosial budaya yang saling menguntungkan.
"Dengan Filipina, Indonesia jangan berkompetisi tapi bekerja sama karena berbagai produk kita hampir sama," kata Johny.
Hal senada dikemukakan Atase Perdagangan RI di Filipina, Irawan. Ia mengatakan Filipina penyumbang surplus terbesar ketiga setelah Belanda.
"Potensi pasar produk Indonesia di Filipina cukup tinggi, terutama untuk produk-produk makanan dan minuman yang belum digarap optimal oleh pengusaha Indonesia," katanya.
Irawan optimistis bila perekonomian dunia pulih kembali, ekspor Indonesia ke Filipina maupun sebaliknya bisa meningkat lebih besar dari tahun lalu dan tahun ini.
Pewarta: Risbiani Fardaniah
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016
Tags: