Bandung (ANTARA News) - Presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri menyatakan tanpa Pancasila tidak akan ada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Pancasila bukan hanya ideologi pemersatu tapi alternatif untuk menghadapi konflik dunia sehingga sudah selayaknya jika Indonesia memperingati hari lahir Pancasila," kata Megawati yang mewakili Keluarga Bung Karno Dalam Peringatan Pidato Bung Karno 1 Juni 1945 di Gedung Merdeka Bandung, Rabu.
Megawati menyebutkan 1 Juni 1945 merupakan hari bersejarah saat 71 tahun lalu di sidang BPUPKI di bawah pengawasan ketat tentara pendudukan Jepang, Presiden Soekarno menyampaikan pidato lahirnya Pancasila.
Ia mengutip Bung Karno yang mengatakan dirinya bukan menemukan Pancasila tapi penggali.
"Tapi konsepsi Pancasila merupakan pergulatan sejak yang sudah dilakukan sejak muda," kata putri tertua Bung Karno itu.
Megawati menyebutkan dengan Pancasila, Bung Karno menggagas persatuan bangsa Asia Afrika tahun 1955.
"Saksinya gedung ini, di tempat ini dirumuskan dasa sila bandung yang menginspirasi bangsa Asia Afrika dan Amerika untuk berjuang sebagai negara merdeka," katanya.
Ia menyebutkan di pidato PBB tahun 1960, Bung Karno juga mengingatkan dunia tidak boleh terjebak pada perang dingin.
Gagasan itu melahirkan politik luar negeri bebas aktif dan Gerakan Nonblok tahun 1961.
Dalam kesempatan itu Megawati atas nama keluarga menyampaikan terima kasih kepada pemerintah dan rakyat Indonesia yang menetapkan 1 Juni sebagai hari lahir Pancasila.
"Penetapan 1 Juni sebagai lahir Pancasila adalah keinsyafan bersama, ini sangat berarti di saat liberalisme sudah merebak luas," katanya.
Ia berharap saat ini merupakan waktu untuk mengarahkan kemudi kembali ke nilai-nilai Pancasila.
"Jadikan Pancasila sebagai way of Life bangsa Indonesia, Pancasila adalah prinsip dasar, teruslah bersama dalam mencapai masyarakat adil dan makmur lahir dan batin," kata Megawati.
Megawati: tanpa Pancasila tak ada NKRI
1 Juni 2016 15:40 WIB
Megawati Soekarnoputri (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)
Pewarta: Agus Salim
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016
Tags: