Jakarta (ANTARA News) - PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk (BRI) menyiapkan 53 ahli teknologi informasi yang juga telah dilatih khusus oleh perusahaan teknologi antariksa Amerika Serikat, Space System/Loral (SSL) untuk mengoperasikan satelit perseroan BRISat.

"Sudah dididik khusus oleh SSL selama 15 bulan. Mereka magang untuk mengoperasikan satelit ini. Mereka mengikuti proses mulai rancang bangun sampai satelit diluncurkan," kata Direktur Utama BRI Asmawi Syam di Jakarta, Selasa.

Sebanyak 53 teknisi IT BRI ini nantinya akan mengelola 45 transponder satelit BRISat yang bernilai Rp3,375 triliun. Puluhan teknisi itu, ujar Asmawi, merupakan teknisi terbaik dari sekitar 800 teknisi yang dimiliki perseroan.

Saat ini, sebanyak 53 teknisi tersebut masih berada di AS. Dalam pengoperasian BRISat nanti, SSL tetap akan memberikan pendampingan mengingat peluncuran dan pengoperasian satelit merupakan hal baru bagi perusahaan di Indonesia.

Satelit yang dimiliki dan dikendalikan oleh perusahaan perbankan untuk pertama kalinya di dunia itu akan meluncur pada 9 Juni 2016 pukul 3.30 WIB atau 8 Juni 2016 waktu lokasi peluncuran di French Guiana, AS.

BRISat akan meluncur ke orbit menggunakan roket Ariane 5 milik perusahaan Arianespace.

Asmawi mengatakan BRISat akan meningkatkan fungsi intermediasi perseroan, jangkauan, fisiensi, serta kualitas layanan kepada nasabah.

BRISat juga akan menghemat biaya operasional perseroan sebesar 40 persen. Pasalnya, ujar Asmawi, sebelum adanya BRISat, perseroan harus menyewa satelit senilai Rp500 miliar per tahun dengan 23 transponder.

Dengan dioperasikannya BRIsat pada 9 Juni 2016, perseroan tidak perlu menyewa lagi, namun cukup mengeluarkan investasi Rp3,375 triliun untuk BRIsat dengan masa penggunaan 17 tahun. Selain itu, transponder yang dimiliki pun lebih banyak yakni 45 unit. Empat transponder diantaranya akan diserahkan BRI ke pemerintah.