Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) getol dalam melakukan pembinaan sepak bola yang salah satunya dengan menggulirkan kompetisi usia muda berjenjang yang mengedepankan revolusi mental.

Deputi Bidang Pembudayaan Kemenpora, Raden Isnanta di Jakarta, Selasa mengatakan, apa yang dilakukan pemerintah saat ini adalah bentuk nyata program yang telah dicanangkan sebelumnya. Kompetisi selain dilakukan secara berjenjang juga dilakukan secara menyeluruh di Indonesia.

"Kompetisi yang kami gelar mulai U-12, U-14, U-16 hingga U-18 saat ini mulai berjalan dan dimulai dari tingkatan kabupaten/kota, provinsi hingga nasional," katanya di Media Center Kemenpora.

Khusus untuk kompetisi U-18, kata dia, pihaknya tidak berjalan sendirian karena akan melibatkan Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) dan Sekolah Khusus Olahraga (SKO) yang ada di Indonesia. Tidak hanya itu, Kemenpora juga menggandeng pihak lain seperti pesantren.

Selama ini untuk usia remaja, Kemenpora telah menggulirkan Liga Santri Nusantara (LSN) yang tahun ini memasuki edisi kedua. Liga yang diikuti tim dari pesantren ini mengalami peningkatan yang cukup besar karena ditargetkan mencakup seluruh Indonesia.

"Liga ini dipadukan dengan aspek pembinaan mental, sportivitas dan fairplay. Pada usia ini banyak yang sudah masuk liga profesional. Makanya kami akan terus mengawal hingga usai dibawah 21 tahun," katanya menambahkan.

Ditanya kenapa tidak sekaligus mengelola kompetisi untuk usia ganjil yaitu U-13, U-15, U-17 hingga seterusnya, Raden Isnanta menegaskan jika pihaknya berharap ada peran serta dari swasta untuk menggelarnya. Selama ini, banyak pihak yang telah berperan seperti Medco, Kompas Gramedia, Top Skor hingga Pertamina.

Khusus untuk peserta kompetisi usia muda yang digagas, pihak Kemenpora mengaku antusias peserta untuk mengikuti kompetisi cukup tinggi. Sejauh ini proses pendaftaran sudah berlangsung di 168 kabupaten/kota dan diharapkan bisa menembus angka 300.

"Target kami adalah untuk melahirkan potensi pemain potensial dari Sabang hingga Merauke. Dalam kompetisi ini kami juga melibatkan pemandu bakat untuk mendata pemain-pemain potensial," kata Raden Isnanta menegaskan.

Sementara itu, Asisten Deputi Pengelolaan Olahraga Pendidikan Arifin mengatakan, khusus untuk kompetisi U-14 dan U-16 pihaknya memberikan keleluasaan bagi tim salah satu sekolah menggunakan jasa pemain dari sekolah lain yang statusnya juga Pelajar. Hal itu dilakukan agar pembinaan bisa berjalan lancar serta mengakomodir pemain potensial yang sekolahnya tidak bisa mengirimkan timnya.