BRI hemat biaya 40 persen dengan BRISsat
31 Mei 2016 17:22 WIB
Dokumentasi Presiden Susilo Yudhoyono (keempat kanan), saat menghadiri penandatangan kerja sama program satelit BRI, di Gedung BRI 1, Jakarta, Senin (28/4). BRI menjadi satu-satunya bank di dunia yang mengorbitkan satelitnya sendiri yakni BRISat yang saat itu direncanakan mengudara pada 1 September 2015 dengan lingkup ASEAN, Asia Timur Laut, Asia Pasifik, dan Australia Barat, yang diharapkan akan memperluas aktivitas ekonomi baru ke pelosok-pelosok terpencil di Indonesia. (ANTARA FOTO/Andika Wahyu)
Jakarta (ANTARA News) - PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk (BRI) dapat menghemat biaya operasional sebesar 40 persen dengan pengoperasian satelit milik perseroan itu, BRIsat, kata Direktur Keuangan BRI, Haru Koesmahargyo, di Jakarta, Selasa.
Dia memberi angka Rp500 miliar pertahun untuk menyewa satelit dengan kapasitas 23 transponder selama ini. Dengan mengoperasikan BRIsat pada 9 Juni 2016 mendatang, perseroan tidak perlu menyewa lagi, namun cukup mengeluarkan investasi Rp3,375 triliun untuk BRIsat dengan masa penggunaan 17 tahun.
"Secara kotor itu biaya penghematannya 40 persen," kata dia.
Dengan begitu, kata dia, biaya operasional terhadap pendapatan operasional juga akan turun. BRISat juga memiliki lebih banyak transponder, yakni 45 unit.
Direktur Utama BRI, Asmawi Syam, mengatakan BRI akan menjadi satu-satunya perbankan di dunia yang memiliki dan mengoperasikan satelitnya sendiri. Sebanyak 53 karyawan BRI yang sebelumnya ahli di bidang perbankan, juga akan dilatih agar mampu mengoperasikan satelit.
Dengan BRISat ini, ujar Syam, jangkauan BRI akan lebih luas dan mencakup wilayah-wilayah yang selama ini belum terjangkau bank spesialias kredit UKM itu. Perseroan juga akan menghubungkan 59.000 agen bank nirkantor dengan Kantor Pusat BRI agar dapat memudahkan konsultasi dan kegiatan transaksi agen untuk menjangka wilayah-wilayah terpencil.
"Jadi Anda bisa bayangkan, nanti layanan di gunung dan di pinggir sungai ini bisa sama dengan layanan yang di Jakarta. Selain itu, nasabah juga akan cepat terlayani," kata dia.
BRISat ini juga menjadi tanda BRI merambah perbankan digital. Tahun ini, emiten bersandi BBRI itu menganggarkan belanja teknologi informasi mencapai Rp2 triliun. Salah satu anggaran belanja itu untuk pengadaan BRIsat yang sudah dimulai sejak beberapa tahun lalu.
BRISat telah uji kelayakan dan tes performa akhir. Satelit itu akan diluncurkan di Kourou, Guyana Prancis, Amerika Selatan, untuk diluncurkan 8 Juni 2016 waktu setempat atau 9 Juni 2016 dini hari Waktu Indonesia Barat.
Untuk perlindungan risiko dalam peluncuran BRIsat dan lintasannya pada orbit, BRI menggandeng PT Asuransi Jasa Indonesia, sebagai ketua konsorsium asuransi setempat dan Marsh, sebagai broker asuransi internasional.
BRISat juga akan meminimalisir gangguan jaringan sekitar 11.000 kantor, 22.000 ATM BRI, dan 180.000 mesin perekam data elektronik.
Dia memberi angka Rp500 miliar pertahun untuk menyewa satelit dengan kapasitas 23 transponder selama ini. Dengan mengoperasikan BRIsat pada 9 Juni 2016 mendatang, perseroan tidak perlu menyewa lagi, namun cukup mengeluarkan investasi Rp3,375 triliun untuk BRIsat dengan masa penggunaan 17 tahun.
"Secara kotor itu biaya penghematannya 40 persen," kata dia.
Dengan begitu, kata dia, biaya operasional terhadap pendapatan operasional juga akan turun. BRISat juga memiliki lebih banyak transponder, yakni 45 unit.
Direktur Utama BRI, Asmawi Syam, mengatakan BRI akan menjadi satu-satunya perbankan di dunia yang memiliki dan mengoperasikan satelitnya sendiri. Sebanyak 53 karyawan BRI yang sebelumnya ahli di bidang perbankan, juga akan dilatih agar mampu mengoperasikan satelit.
Dengan BRISat ini, ujar Syam, jangkauan BRI akan lebih luas dan mencakup wilayah-wilayah yang selama ini belum terjangkau bank spesialias kredit UKM itu. Perseroan juga akan menghubungkan 59.000 agen bank nirkantor dengan Kantor Pusat BRI agar dapat memudahkan konsultasi dan kegiatan transaksi agen untuk menjangka wilayah-wilayah terpencil.
"Jadi Anda bisa bayangkan, nanti layanan di gunung dan di pinggir sungai ini bisa sama dengan layanan yang di Jakarta. Selain itu, nasabah juga akan cepat terlayani," kata dia.
BRISat ini juga menjadi tanda BRI merambah perbankan digital. Tahun ini, emiten bersandi BBRI itu menganggarkan belanja teknologi informasi mencapai Rp2 triliun. Salah satu anggaran belanja itu untuk pengadaan BRIsat yang sudah dimulai sejak beberapa tahun lalu.
BRISat telah uji kelayakan dan tes performa akhir. Satelit itu akan diluncurkan di Kourou, Guyana Prancis, Amerika Selatan, untuk diluncurkan 8 Juni 2016 waktu setempat atau 9 Juni 2016 dini hari Waktu Indonesia Barat.
Untuk perlindungan risiko dalam peluncuran BRIsat dan lintasannya pada orbit, BRI menggandeng PT Asuransi Jasa Indonesia, sebagai ketua konsorsium asuransi setempat dan Marsh, sebagai broker asuransi internasional.
BRISat juga akan meminimalisir gangguan jaringan sekitar 11.000 kantor, 22.000 ATM BRI, dan 180.000 mesin perekam data elektronik.
Pewarta: Indra Pribadi
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016
Tags: