Jeddah (ANTARA News) - Arab Saudi menyebut persyaratan Iran untuk menyertakan warganya dalam ibadah haji tahun ini "tidak bisa diterima" pada Minggu (29/5), setelah Teheran menuduh Riyadh memperbesar hambatan.

"Iran menuntut hak untuk mengatur...mendemonstasikan dan mendapat keistimewaan... yang akan menimbulkan kekacauan saat ibadah haji. Ini tidak bisa diterima," kata Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir dala sebuah konferensi pers gabungan dengan Menteri Luar Negeri Inggris Philip Hammond.

Teheran pada Minggu mengatakan bahwa warga Iran akan melewatkan ibadah haji di Tanah Suci tahun ini, dan menuduh Riyadh "menghalangi jalan menuju Allah."

Jubeir mengatakan Arab Saudi setiap tahun menandatangani nota kesepahaman dengan lebih dari 70 negara "untuk menjamin keamanan dan keselamatan jemaah haji."

"Tahun ini, Iran menolak menandatangani nota kesepahaman," katanya, berargumen bahwa Riyadh telah sepakat memfasilitasi pengaturan perjalanan jemaah Iran meski tidak memiliki hubungan diplomatik atau penghubung perjalanan udara.

"Sangat negatif jika niat Iran sejak awal adalah bermanuver dan mencari-cari alasan untuk menghalangi jemaahnya melakukan ibadah haji," katanya.

"Jika masalahnya tentang kebijakan dan prosedur, saya rasa kami sudah melakukan lebih dari tugas kami untuk memenuhi kebutuhan itu, tapi pihak Iranlah yang menolaknya," kata dia seperti diwartakan kantor berita AFP.