Davao (ANTARA News) - Presiden terpilih Filipina Rodrigo Duterte mengatakan ia akan memulai lebih awal perundingan damai dengan pemberontak komunis dan membebaskan para pemimpin gerilya setelah resmi dilantik akhir Juni.

Duterte pada Minggu (29/5) juga memberikan jaminan keamanan bagi Jose Maria Sison, pemimpin pemberontak yang mengasingkan diri ke Eropa selama hampir 30 tahun setelah kegagalan upaya awal untuk mengakhiri salah satu konflik bersenjata terlama di Asia tersebut.

Dutarte mengandalkan kedekatannya dengan Sison, mantan dosennya, untuk membawa penyelesaian politik cepat guna mengakhiri pemberontakan yang sudah menewaskan sekitar 30 ribu orang menurut data resmi dan memiskinkan sebagian wilayah luas tersebut.

"Saya akan... memberi dia (Sison) jaminan keamanan," kata Duterte dalam konferensi pers di kampung halamannya di Davao, Filipina selatan.

Dia mengatakan Benito Tiamzon dan istrinya Wilma Tiamzon, yang dituduh memimpin Partai Komunis Filipina dan sayap bersenjatanya Tentara Rakyat Baru dan ditahan, akan dibebaskan sebagai bagian dari perundingan damai tersebut.

Pemegang jabatan Presiden Benigno Aquino melanjutkan kembali perundingan damai segera setelah dilantik pada 2010 namun menangguhkannya pada 2013, menuduh para pemberontak tidak tulus berupaya mencapai penyelesaian politik.

Perundingan itu macet setelah pemberontak komunis menuntut pembebasan rekan-rekan mereka yang dipenjara, yang mereka sebut sebagai tahanan politik, namun pemerintahan Aquino menolak permintaan tersebut.

Setelah bertemu dengan utusan pemberontak di Davao 10 hari lalu, Duterte mengatakan ia akan mengirim dua anggota kabinetnya ke Norwegia untuk persiapan perundingan dengan para pemimpin pemberontak.

Norwegia bertindak sebagai perantara dalam perundingan damai yang gagal antara pemerintahan Aquino dan pemberontak.

"Saya sudah menugaskan mereka untuk pergi ke Oslo...pergi ke sana untuk membuat kerangka kerja dan agenda yang akan kami bahas," kata Duterte seperti dikutip kantor berita AFP.

Ia menambahkan bahwa kedua utusan kabinet tersebut kemudian "mungkin akan menemani Jose Maria Sison pulang."

Jika kedua utusan itu berhasil mencapai kesepakatan, "saya akan membebaskan semua tahan politik," kata Duterte mengacu pada sebutan pemberontak bagi rekan mereka yang dipenjara.

Para pemberontak menyambut tawaran Duterte sebelumnya untuk melakukan gencatan senjata, serta memungkinkan pemberontak mencalonkan diri menjadi sekutu mereka lewat empat posisi dalam kabinetnya.

Namun mereka juga mendesak Duterte membebaskan semua tahanan yang menurut mereka jumlahnya 500 lebih.