Sofia (ANTARA News) - Bulgaria pada Sabtu menangkap 53 pendatang dari Afghanistan di dalam kereta api pengangkut barang dari Yunani dan mengatakan akan mengembalikan mereka ke negara tetangganya di selatan itu.

Pemulangan tersebut ditujukan sebagai peringatan keras bagi orang-orang lainnya yang akan menggunakan rute sama dalam upaya mereka mencapai Eropa, lapor Reuters.

Perbatasan Yunani dengan Makedonia ke arah barat pada saat ini telah ditutup bagi para pendatang.

Penutupan perbatasan memunculkan kekhawatiran di Bulgaria bahwa para pendatang kemudian akan menjadikan wilayah negara itu sebagai tempat transit sebelum mengarah ke bagian utara.

Bulgaria memiliki perbatasan sepanjang 500 kilometer dengan Yunani.

Kekhawatiran Bulgarian meningkat setelah Athena pada pekan ini memutuskan untuk menutup penampungan darurat bagi para pengungsi di perbatasannya dengan Makedonia karena kondisi kemanusiaan yang memburuk. Penampungan itu merupakan yang terbesar di Eropa.

"Semuanya (para pendatang Afghanistan) itu tercatat di Yunani dan mereka akan dikembalikan ke Yunani," kata Georgi Kostov, kepala sekretaris kementerian dalam negeri Bulgaria.

Ia menambahkan bahwa 34 pendatang haram lainnya telah ditahan pada Jumat malam.

"(Dengan mengembalikan para pendatang ke Yunani) kami ingin mengirim peringatan keras kepada semua (pendatang) yang telah memilih rute ini," ujarnya.

Kementerian dalam negeri mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya akan mengirimkan pasukan untuk membantu polisi perbatasan dalam menjaga tapal batas dari gelombang kedatangan pengungsi.

Perdana Menteri Bulgaria Boiko Borisov mengatakan pada Maret bahwa negara di Laut Hitam itu siap membangun pagar di perbatasannya dengan Yunani, jika diperlukan, untuk menahan laju para pendatang.
(Uu.T008)