Pelita Jaya rebut game pertama final IBL
27 Mei 2016 01:00 WIB
Pebasket Pelita Jaya EMP Brandon Jawato (kiri) berusaha melewati pebasket CLS Knights Surabaya Rachmad Febri Utomo (kanan) pada pertandingan babak final Indonesia Basketball League (IBL) Game 2 Tahun 2016 di Britama Arena Mahaka Square, Jakarta, Sabtu (28/5/2016). CLS Knights Surabaya berhasil mencuri angka dengan mengalahkan Pelita Jaya EMP dengan skor 59-54 sehingga pertandingan dilanjutkan ke game ke-3. (ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf/ama/16)
Jakarta (ANTARA News) - Pelita Jaya EMP merebut game pertama final Indonesian Basketball League (IBL) 2016 dengan menang 77-70 atas CLS Knights Surabaya di Britama Arena Mahaka Square, Jakarta, Kamis malam.
Ini kemenangan pertama Pelita Jaya atas lawannya sejak pramusim tahun lalu.
Pada awal pertandingan, Jamarr Johnson melakukan pelanggaran sehingga Pelita Jaya memanfaatkan dua lemparan bebas.
Pemain naturalisasi itu ditarik ke luar lapangan karena melakukan pelanggaran lagi sehingga laga berlangsung ketat, namun tidak lama, CLS Knights merebut kuarter pertama 22-13.
Pada kuarter kedua, Pelita Jaya sukses menyamakan kedudukan 32-32 pada tiga menit terakhir kuarter itu dan menutupnya dengan 36-34.
Setelah turun minum, Pelita Jaya menguasai momentum dengan mengumpulkan 19 poin pada kuarter ketiga.
CLS Knights tidak menyerah dengan berusaha menyusul dan mengumpulkan 16 poin, tetapi belum cukup mengungguli lawan hingga kuarter ketiga ditutup 55-50 masih untuk Pelita Jaya.
Pada kuarter terakhir CLS Knights harus kehilangan Muhammad Isman Thoyib karena melakukan pelanggaran kelima, selain harus kehilangan Rachmad Febri Utomo pada detik-detik terakhir laga.
Pelita Jaya juga kehilangan Ponsianus Nyoman Indrawan pada tengah pertandingan, namun berhasil untuk terus menjaga keunggulan sampai akhir dan menang 77-70.
Adhi memimpin Pelita Jaya dengan menciptakan double-double 26 poin dan 14 rebound, disusul Dimas Dewanto dan Amin Prihantono masing-masing 11 poin.
Di kubu CLS Knights, Jamarr Johnson mengumpulkan 18 poin, 11 rebound, 4 blok, dan 3 steal, sedangkan Mario Wuysang mencetak 17 poin dan 8 assist.
"Dengan kemenangan ini kami diuntungkan, tapi bukan berarti kami sudah menang. Saya apresiasi kepada pemain yang telah menjalankan strategi hari ini," ujar Kepala Pelatih Pelita Jaya Benjamin Alvarez Sipin III usai laga.
Ia optimistis pada game kedua Sabtu esok tim akan tetap menang, meski apa pun masih mungkin terjadi.
Pemain Pelita Jaya Adhi mengatakan pelatih menginstruksikan para pemain untuk membatasi ruang Jamarr, Sandy, dan Mario yang menjadi mesin poin lawan.
Ia mengaku telah menonton berulang-ulang video Jamarr supaya bisa menghentikan dia.
"Pertandingan tadi semua pemain punya peran. Kami kalah 3-0 di reguler season, tapi kami ingin menang di final," kata Adhi.
Sementara itu, Kepala Pelatih CLS Knights Wahyu Widayat Jati mengatakan para pemainnya bermain sendiri-sendiri dan kerja sama tidak jalan, selain karena persiapan yang tidak matang.
"Sabtu kami akan menang. Persiapan adalah hal yang terpenting yang tidak boleh diremehkan. Saya tekankan bahwa CLS belum habis, masih ada game kedua," kata Wahyu.
Setelah memimpin 1-0 pada final berformat best of three itu, Pelita Jaya membutuhkan sekali kemenangan untuk menjadi juara.
Ini kemenangan pertama Pelita Jaya atas lawannya sejak pramusim tahun lalu.
Pada awal pertandingan, Jamarr Johnson melakukan pelanggaran sehingga Pelita Jaya memanfaatkan dua lemparan bebas.
Pemain naturalisasi itu ditarik ke luar lapangan karena melakukan pelanggaran lagi sehingga laga berlangsung ketat, namun tidak lama, CLS Knights merebut kuarter pertama 22-13.
Pada kuarter kedua, Pelita Jaya sukses menyamakan kedudukan 32-32 pada tiga menit terakhir kuarter itu dan menutupnya dengan 36-34.
Setelah turun minum, Pelita Jaya menguasai momentum dengan mengumpulkan 19 poin pada kuarter ketiga.
CLS Knights tidak menyerah dengan berusaha menyusul dan mengumpulkan 16 poin, tetapi belum cukup mengungguli lawan hingga kuarter ketiga ditutup 55-50 masih untuk Pelita Jaya.
Pada kuarter terakhir CLS Knights harus kehilangan Muhammad Isman Thoyib karena melakukan pelanggaran kelima, selain harus kehilangan Rachmad Febri Utomo pada detik-detik terakhir laga.
Pelita Jaya juga kehilangan Ponsianus Nyoman Indrawan pada tengah pertandingan, namun berhasil untuk terus menjaga keunggulan sampai akhir dan menang 77-70.
Adhi memimpin Pelita Jaya dengan menciptakan double-double 26 poin dan 14 rebound, disusul Dimas Dewanto dan Amin Prihantono masing-masing 11 poin.
Di kubu CLS Knights, Jamarr Johnson mengumpulkan 18 poin, 11 rebound, 4 blok, dan 3 steal, sedangkan Mario Wuysang mencetak 17 poin dan 8 assist.
"Dengan kemenangan ini kami diuntungkan, tapi bukan berarti kami sudah menang. Saya apresiasi kepada pemain yang telah menjalankan strategi hari ini," ujar Kepala Pelatih Pelita Jaya Benjamin Alvarez Sipin III usai laga.
Ia optimistis pada game kedua Sabtu esok tim akan tetap menang, meski apa pun masih mungkin terjadi.
Pemain Pelita Jaya Adhi mengatakan pelatih menginstruksikan para pemain untuk membatasi ruang Jamarr, Sandy, dan Mario yang menjadi mesin poin lawan.
Ia mengaku telah menonton berulang-ulang video Jamarr supaya bisa menghentikan dia.
"Pertandingan tadi semua pemain punya peran. Kami kalah 3-0 di reguler season, tapi kami ingin menang di final," kata Adhi.
Sementara itu, Kepala Pelatih CLS Knights Wahyu Widayat Jati mengatakan para pemainnya bermain sendiri-sendiri dan kerja sama tidak jalan, selain karena persiapan yang tidak matang.
"Sabtu kami akan menang. Persiapan adalah hal yang terpenting yang tidak boleh diremehkan. Saya tekankan bahwa CLS belum habis, masih ada game kedua," kata Wahyu.
Setelah memimpin 1-0 pada final berformat best of three itu, Pelita Jaya membutuhkan sekali kemenangan untuk menjadi juara.
Pewarta: Dyah Dwi Astuti
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016
Tags: