Kemenhub serahkan dokumen Trans Sumatera-Sulawesi ke Tiongkok
26 Mei 2016 19:54 WIB
ilustrasi Petugas schowing melakukan pengecekan rangkaian Kereta Api (KA) kelas eksekutif sesaat sebelum berangkat menuju Surabaya guna menjalani uji mekanik dari Stasiun KA Madiun, Jatim, Jumat (13/5/2016). (ANTARA FOTO/Siswowidodo)
Jakarta (ANTARA News) - Direktorat Jenderal Perkeretaapian akan menyerahkan dokumen proyek pembangunan kereta Trans Sumatera dan Trans Sulawesi ke Pemerintah Tiongkok Mei ini.
"Dokumennya sudah kita kumpulkan dan janjinya bulan ini kita serahkan," kata Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Prasetyo Boeditjahjono usai menerima kunjungan Dubes Tiongkok untuk Indonesia di Jakarta, Kamis.
Pasalnya, Pemerintah Tiongkok akan memberikan pinjaman terkait pembiayaan proyek KA Trans Sumatera dan Trans Sulawesi senilai Rp80 triliun, namun pihaknya harus terlebih dahulu mempelajari secara detil terkait proyek tersebut.
"Mereka berminat memberikan pinjaman luar negeri untuk dua proyek KA, Trans Sumatera dan Sulawesi, masing-masing sekitar Rp40 triliun," katanya.
Sebelumnya, Prasetyo mengatakan pihak Tiongkok meminta dokumen studi-studi yang telah dilakukan oleh Kemenhub untuk dipelajari.
"Sekarang akan ditinjau ulang oleh mereka karena memang keperluannya. Mungkin studi-studi itu sudah lebih dari lima tahun, jadi harus dikaji ulang," katanya.
Dia menjelaskan di antara proyek tersebut, sebagian ada yang sudah melalui studi kelaikan (feasibility study) ada pula yang masih belum (pra-fs), sudah ditentukan trase dan ada pula yang sudah dikaji "detailed engineering design" (DED).
Prasetyo menyebutkan yang sudah tahap DED, di antaranya Trans Sumatera antara Rantau Rapat-Duri-Duri-Pekan Baru.
Dia berharap pengkajian studi oleh Tiongkok bisa segera dan tidak lebih dari setahun.
"Seharusnya untuk bisa ketemu mana yang dia minati sekaligus diberikan pinjaman luar negeri," katanya.
Dia mengungkapkan pihak Tiongkok sudah sempat mendatangi Kemenhub belum lama ini untuk meminta kajian studi Trans Sulawesi dan Trans Sumatera.
"Saya janji seharusnya bulan ini karena dia berminat untuk ke China Exim Bank," katanya.
"Dokumennya sudah kita kumpulkan dan janjinya bulan ini kita serahkan," kata Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Prasetyo Boeditjahjono usai menerima kunjungan Dubes Tiongkok untuk Indonesia di Jakarta, Kamis.
Pasalnya, Pemerintah Tiongkok akan memberikan pinjaman terkait pembiayaan proyek KA Trans Sumatera dan Trans Sulawesi senilai Rp80 triliun, namun pihaknya harus terlebih dahulu mempelajari secara detil terkait proyek tersebut.
"Mereka berminat memberikan pinjaman luar negeri untuk dua proyek KA, Trans Sumatera dan Sulawesi, masing-masing sekitar Rp40 triliun," katanya.
Sebelumnya, Prasetyo mengatakan pihak Tiongkok meminta dokumen studi-studi yang telah dilakukan oleh Kemenhub untuk dipelajari.
"Sekarang akan ditinjau ulang oleh mereka karena memang keperluannya. Mungkin studi-studi itu sudah lebih dari lima tahun, jadi harus dikaji ulang," katanya.
Dia menjelaskan di antara proyek tersebut, sebagian ada yang sudah melalui studi kelaikan (feasibility study) ada pula yang masih belum (pra-fs), sudah ditentukan trase dan ada pula yang sudah dikaji "detailed engineering design" (DED).
Prasetyo menyebutkan yang sudah tahap DED, di antaranya Trans Sumatera antara Rantau Rapat-Duri-Duri-Pekan Baru.
Dia berharap pengkajian studi oleh Tiongkok bisa segera dan tidak lebih dari setahun.
"Seharusnya untuk bisa ketemu mana yang dia minati sekaligus diberikan pinjaman luar negeri," katanya.
Dia mengungkapkan pihak Tiongkok sudah sempat mendatangi Kemenhub belum lama ini untuk meminta kajian studi Trans Sulawesi dan Trans Sumatera.
"Saya janji seharusnya bulan ini karena dia berminat untuk ke China Exim Bank," katanya.
Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016
Tags: