Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis sore bergerak menguat sebesar 42 poin menjadi Rp13.570 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp13.619 per dolar AS.

"Harga minyak mentah dunia yang meningkat menjaga mata uang di negara-negara penghasil komoditas, salah satunya rupiah untuk bergerak menguat terhadap dolar AS," kata analis pasar uang Platon Niaga Berjangka, Lukman Leong di Jakarta.

Terpantau harga minyak jenis WTI Crude menguat 0,63 persen menjadi 49,87 dolar AS per barel, dan Brent Crude naik 0,74 persen menjadi 50,11 dolar AS per barel, pada hari ini (Kamis, 26/5).

Ia menambahkan bahwa penguatan nilai tukar rupiah juga diperkirakan adanya intervensi dari Bank Indonesia dalam rangka menjaga optimisme pasar sehingga tidak mengganggu laju perekonomian domestik.

Kendati demikian, lanjut dia, penguatan rupiah masih cenderung terbatas di tengah penantian pernyataan Gubernur The Fed Janet Yellen pada sebuah acara panel yang diselenggarakan oleh Harvard University pada pekan ini serta pengumuman data revisi pertama produk domestik bruto (PDB) kuartal I 2016.

"Pelaku pasar juga menantikan tanggapan mengenai sejumlah rilis data seperti durable goods orders dan indeks konsumen AS," katanya.

Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta menambahkan bahwa dolar AS melemah merata di pasar Asia menyusul kembalinya tren kenaikan harga minyak mentah dunia sehingga menjaga sentimen penguatan rupiah pada perdagangan hari ini (Kamis, 26/5).

Selain itu, lanjut dia, optimisme pemerintah bahwa pengampunan pajak atau "tax amnesty" bisa dilaksanakan pada Juli 2016 nanti sedikit mengurangi ketidakpastian yang ada di pasar keuangan di dalam negeri.

Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Kamis (26/5) mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat menjadi Rp13.615 dibandingkan Rabu (25/5) Rp13.671.