Qatar berminat investasi pelatihan kerja di Indonesia
26 Mei 2016 16:13 WIB
Ilustrasi. Tati (26) terbaring di ruang perawatan RSUD Indramayu, Jawa Barat, Senin (28/4/2014). Tati menderita kelumpuhan dan luka menganga di bagian punggung akibat mendapat siksaan dari majikannya di Arab Saudi. Meski setahun pernah mendapat perawatan di Arab Saudi kondisi Tati kini semakin memprihatinkan karena tidak memiliki biaya untuk berobat. (ANTARA FOTO/Dedhez Anggara)
Jakarta (ANTARA News) - Qatar menyatakan ketertarikannya untuk berinvestasi di Indonesia di bidang pelatihan tenaga kerja yang disampaikan Menteri Administrasi Pembangunan, Tenaga Kerja dan Sosial Qatar Eisa Saad Al-Naimi ketika bertemu dengan Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri di Doha, Rabu waktu setempat.
"Kami tertarik untuk investasi di bidang pelatihan tenaga kerja di Indonesia. Qatar masih membutuhkan banyak tenaga kerja profesional di berbagai bidang dan skema investasi pelatihan kerja merupakan jalan yang baik agar kedua belah pihak dapat memantau proses dan mutu dari penyiapan tenga kerja profesional," kata Al-Naimi seperti dikutip dari keterangan pers Biro Humas Kementerian Ketenagakerjaan di Jakarta, Kamis.
Negara Qatar sedang gencar melakukan pembangunan infrastruktur di berbagai bidang seperti industri pengolahan transportasi, gedung perkantoran, hotel, pelabuhan dan lain-lain.
Oleh karena itu, kebutuhan akan operator, teknisi, manajer dan insinyur sangat tinggi seiring dengan terus meningkatnya pasar kerja setempat.
Dalam pertemuan antar menteri tersebut, Al-Naimi menyampaikan kepada Hanif bahwa pada tahun 2016, Indonesia memiliki peluang untuk mengisi 24 ribu lowongan kerja di berbadai bidang di negara penghasil gas terbesar di dunia itu.
Saat ini jumlah tenaga kerja Indonesia di Qatar mencapai 40 ribu orang dan sekitar 10 ribu di antaranya adalah pekerja semiterampil dan profesional sedangkan selebihnya adalah pekerja di sektor rumah tangga.
"Untuk menindaklanjuti pertemuan ini, kami senang jika pihak Indonesia dapat menyediakan daftar dan spesifikasi pekerja profesional Indonesia yang tersedia serta proposal mengenai investasi bidang pelatihan tenaga kerja. Kami akan koordinasikan dengan lembaga terkait di Qatar," ujar Al-Naimi.
Menaker Hanif Dhakiri bertemu dengan Al-Naimi dalam rangkaian kunjungannya ke negara-negara Timur Tengah antara lain Abu Dhabi dan Dubai.
Sehari sebelumnya, Hanif bertemu dengan Menteri Tenaga Kerja dan Pembangunan Sosial Saudi Arabia Mufarrij Al-Haqbani untuk membahas kebijakan penempatan tenaga kerja Indonesia di Timur Tengah.
Dalam kesempatan itu, Hanif meminta pemerintah Arab Saudi untuk lebih memberikan perhatian terhadap berbagai persoalan yang terjadi, termasuk adanya tenaga kerja Indonesia yang masuk sebelum dan sesudah penghentian penempatan tenaga kerja oleh pemerintah Indonesia.
Seperti Qatar, Saudi Arabia juga menyampaikan permintaan agar Indonesia kembali membuka penempatan tenaga kerja domestik namun Hanif mengatakan belum ada kebijakan untuk membuka kembali penempatan tenaga kerja Indonesia di Timur Tengah di sektor informal.
"Kami tertarik untuk investasi di bidang pelatihan tenaga kerja di Indonesia. Qatar masih membutuhkan banyak tenaga kerja profesional di berbagai bidang dan skema investasi pelatihan kerja merupakan jalan yang baik agar kedua belah pihak dapat memantau proses dan mutu dari penyiapan tenga kerja profesional," kata Al-Naimi seperti dikutip dari keterangan pers Biro Humas Kementerian Ketenagakerjaan di Jakarta, Kamis.
Negara Qatar sedang gencar melakukan pembangunan infrastruktur di berbagai bidang seperti industri pengolahan transportasi, gedung perkantoran, hotel, pelabuhan dan lain-lain.
Oleh karena itu, kebutuhan akan operator, teknisi, manajer dan insinyur sangat tinggi seiring dengan terus meningkatnya pasar kerja setempat.
Dalam pertemuan antar menteri tersebut, Al-Naimi menyampaikan kepada Hanif bahwa pada tahun 2016, Indonesia memiliki peluang untuk mengisi 24 ribu lowongan kerja di berbadai bidang di negara penghasil gas terbesar di dunia itu.
Saat ini jumlah tenaga kerja Indonesia di Qatar mencapai 40 ribu orang dan sekitar 10 ribu di antaranya adalah pekerja semiterampil dan profesional sedangkan selebihnya adalah pekerja di sektor rumah tangga.
"Untuk menindaklanjuti pertemuan ini, kami senang jika pihak Indonesia dapat menyediakan daftar dan spesifikasi pekerja profesional Indonesia yang tersedia serta proposal mengenai investasi bidang pelatihan tenaga kerja. Kami akan koordinasikan dengan lembaga terkait di Qatar," ujar Al-Naimi.
Menaker Hanif Dhakiri bertemu dengan Al-Naimi dalam rangkaian kunjungannya ke negara-negara Timur Tengah antara lain Abu Dhabi dan Dubai.
Sehari sebelumnya, Hanif bertemu dengan Menteri Tenaga Kerja dan Pembangunan Sosial Saudi Arabia Mufarrij Al-Haqbani untuk membahas kebijakan penempatan tenaga kerja Indonesia di Timur Tengah.
Dalam kesempatan itu, Hanif meminta pemerintah Arab Saudi untuk lebih memberikan perhatian terhadap berbagai persoalan yang terjadi, termasuk adanya tenaga kerja Indonesia yang masuk sebelum dan sesudah penghentian penempatan tenaga kerja oleh pemerintah Indonesia.
Seperti Qatar, Saudi Arabia juga menyampaikan permintaan agar Indonesia kembali membuka penempatan tenaga kerja domestik namun Hanif mengatakan belum ada kebijakan untuk membuka kembali penempatan tenaga kerja Indonesia di Timur Tengah di sektor informal.
Pewarta: Arie Novarina
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016
Tags: