Pelita Jaya klaim temukan kelemahan CLS Knight
25 Mei 2016 18:21 WIB
Pebasket Pelita Jaya EMP Adhi Prasetyo Putra (kanan) berusaha melewati hadangan pebasket CLS Knights Surabaya Jamarr Andre Johnson (kiri) pada pertandingan babak final Indonesia Basketball League (IBL) Game 2 Tahun 2016 di Britama Arena Mahaka Square, Jakarta, Sabtu (28/5/2016). CLS Knights Surabaya berhasil mencuri angka dengan mengalahkan Pelita Jaya EMP dengan skor 59-54 sehingga pertandingan dilanjutkan ke game ke-3. (ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf/ama/16)
Jakarta (ANTARA News) - Tim basket Pelita Jaya mengklaim telah menemukan kelemahan dari CLS Knight untuk persiapan hadapi final Liga Basket Indonesia (IBL).
"CLS merupakan tim yang lengkap terutama dari sisi pemain intinya. Hanya saja, para pemain cadangan mereka tidak terlalu imbang seperti starting five-nya, sedangkan PJ sangat merata dan juga kumpulan pemain yang matang," kata Pelatih Pelita Jaya Energi Mega Persada Jakarta, Benjamin Alvarezsipin III di Jakarta, Rabu.
Benjamin Alvarezsipin III pelatih Pelita Jaya Energi Mega Persada Jakarta, mengatakan akan mengambil keuntungan momentum tersebut untuk membalas kekalahan mereka di tiga pertandingan sebelumnya. Ia pun mengatakan "pressure" final tidak sama dengan babak regular season.
"Saya katakan kepada para pemain jika kami kalah di final mungkin rekor pertemuan kami menghadapi CLS menjadi lima kali kalah selama musim ini. Tapi mengapa tidak membalas kekalahan tersebut dengan mengalahkan mereka di babak final di dua pertemuan saja dan itu saya yakin hal ini bisa saja terjadi. Pelita Jaya sudah bekerja keras menjadi juara pre season kemarin dan kini melangkah ke final, kami harus ambil kesempatan itu," kata Benji sapaan akrabnya.
Sementara itu, CLS Knights Surabaya merupakan juara regular season musim ini, dan akan meladeni Pelita Jaya Energi Mega Persada Jakarta yang merupakan juara pre season.
Pertemuan tim peringkat satu dan dua klasemen tersebut juga akan mencatatkan lembar baru dalam kompetisi bola basket profesional putra Indonesia. Siapapun pemenangnya akan menjadi juara baru, mematahkan dua penguasa lama yakni, Satria Muda dan Aspac.
Baik Pelita Jaya dan CLS, sama-sama optimis meladeni babak final besok, Kamis, (pada pukul 19.00 WIB). Kedua pelatih pun telah mengantongi kelebihan dan kelemahan calon lawannya.
Meski pada pertemuan awal CLS unggul 3-0, namun bukan bearti tim asal Surabaya tersebut dapat mudah untuk mengalahkan lawannya. Namun pelatih CLS Wahyu Widayat Jati menatap optimis timnya akan berbicara banyak pada babak final nanti.
"Babak playoffs dan final tentunya beda dengan babak regular season. Semuanya pasti mau menang. Meski kami tiga kali mengalahkan mereka, buktinya di semifinal kemarin kami menang dengan susah payah melawan Satria Muda. Yang pasti target goal kita adalah juara. Terserah mereka akan meladeni kami dengan bermain cepat atau lambat, kami siap tabrak dan fight di lapangan. CLS harus 'believe' musim ini menjadi juara," komentar balasan dari Wahyu Widayat Jati, pelatih CLS Knights Surabaya yang memulai awal karir basketnya dari klub amatir Mitra Guntur Jakarta.
Selain itu, Wahyu menilai kekuataan PJ terletak di posisi bigman yang di tempati oleh kumpulan para pemain Nasional. "Ibarat supermarket mereka itu kelas Premium (semuanya lengkap dan ada). Tapi mereka juga punya kelemahan yakni rata-rata mereka berada di usia emas, sedangkan di tim saya hanya 4 pemain senior (Mario Wuysang, Febri, Sandy, Thoyib), sisanya adalah pemain muda," tambahnya.
Babak Final IBL selanjutnya akan di laksanakan pada hari Sabtu (28/5) dan Minggu (29/5, jika di perlukan).
"CLS merupakan tim yang lengkap terutama dari sisi pemain intinya. Hanya saja, para pemain cadangan mereka tidak terlalu imbang seperti starting five-nya, sedangkan PJ sangat merata dan juga kumpulan pemain yang matang," kata Pelatih Pelita Jaya Energi Mega Persada Jakarta, Benjamin Alvarezsipin III di Jakarta, Rabu.
Benjamin Alvarezsipin III pelatih Pelita Jaya Energi Mega Persada Jakarta, mengatakan akan mengambil keuntungan momentum tersebut untuk membalas kekalahan mereka di tiga pertandingan sebelumnya. Ia pun mengatakan "pressure" final tidak sama dengan babak regular season.
"Saya katakan kepada para pemain jika kami kalah di final mungkin rekor pertemuan kami menghadapi CLS menjadi lima kali kalah selama musim ini. Tapi mengapa tidak membalas kekalahan tersebut dengan mengalahkan mereka di babak final di dua pertemuan saja dan itu saya yakin hal ini bisa saja terjadi. Pelita Jaya sudah bekerja keras menjadi juara pre season kemarin dan kini melangkah ke final, kami harus ambil kesempatan itu," kata Benji sapaan akrabnya.
Sementara itu, CLS Knights Surabaya merupakan juara regular season musim ini, dan akan meladeni Pelita Jaya Energi Mega Persada Jakarta yang merupakan juara pre season.
Pertemuan tim peringkat satu dan dua klasemen tersebut juga akan mencatatkan lembar baru dalam kompetisi bola basket profesional putra Indonesia. Siapapun pemenangnya akan menjadi juara baru, mematahkan dua penguasa lama yakni, Satria Muda dan Aspac.
Baik Pelita Jaya dan CLS, sama-sama optimis meladeni babak final besok, Kamis, (pada pukul 19.00 WIB). Kedua pelatih pun telah mengantongi kelebihan dan kelemahan calon lawannya.
Meski pada pertemuan awal CLS unggul 3-0, namun bukan bearti tim asal Surabaya tersebut dapat mudah untuk mengalahkan lawannya. Namun pelatih CLS Wahyu Widayat Jati menatap optimis timnya akan berbicara banyak pada babak final nanti.
"Babak playoffs dan final tentunya beda dengan babak regular season. Semuanya pasti mau menang. Meski kami tiga kali mengalahkan mereka, buktinya di semifinal kemarin kami menang dengan susah payah melawan Satria Muda. Yang pasti target goal kita adalah juara. Terserah mereka akan meladeni kami dengan bermain cepat atau lambat, kami siap tabrak dan fight di lapangan. CLS harus 'believe' musim ini menjadi juara," komentar balasan dari Wahyu Widayat Jati, pelatih CLS Knights Surabaya yang memulai awal karir basketnya dari klub amatir Mitra Guntur Jakarta.
Selain itu, Wahyu menilai kekuataan PJ terletak di posisi bigman yang di tempati oleh kumpulan para pemain Nasional. "Ibarat supermarket mereka itu kelas Premium (semuanya lengkap dan ada). Tapi mereka juga punya kelemahan yakni rata-rata mereka berada di usia emas, sedangkan di tim saya hanya 4 pemain senior (Mario Wuysang, Febri, Sandy, Thoyib), sisanya adalah pemain muda," tambahnya.
Babak Final IBL selanjutnya akan di laksanakan pada hari Sabtu (28/5) dan Minggu (29/5, jika di perlukan).
Pewarta: Afut Syafril
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016
Tags: