Hei pengemudi, ini dia kunci keselamatan nyawa Anda
Kasus Kecelakaan Lamborghini. Kepala Kejaksaan Negeri Surabaya Didik Farkhan Alisyahdi (kiri) mengamati barang bukti berupa mobil Lamborghini di Kejaksaan Negeri Surabaya, Jawa Timur, Kamis (7/1/2016). Berkas tersangka Wisyang Kautner, pengemudi Lamborghini yang mengalami kecelakaan dan menyebabkan satu orang tewas dan dua orang luka tersebut dinyatakan lengkap (P21) pada 29 Desember 2015 sehingga penahanan tersangka dipindahkan ke rumah tahanan klas I Surabaya di Medaeng, Sidoajo untuk menunggu proses persidangan. (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)
"Tertib, terampil belum cukup agar bisa aman sampai di tempat tujuan, karena ada faktor lain yang membuat anda belum tentu aman di jalan, misalnya pengemudi yang menyerobot atau orang menyebrang tiba-tiba. Kuncinya selamat, anda harus fokus," tutur Training Director dari Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu di Jakarta, Rabu.
Jusri mengatakan saat mengemudi hindarilah melakukan kegiatan lainnya semisal menerima telepon atau bahkan berpikir soal masalah-masalah yang belum terselesaikan.
"Saat mengemudikan mobil, motor, jadikan itu full time job. Fokus. Jangan terima telpon bahkan berpikir soal masalah di rumah. Lupakan semua itu ketika mengemudi. Membawa kendaraan sambil melakukan kegiatan lain (multitasking) menjadikan kualitas mengemudi tak sempurna," tutur dia.
Selain itu, pengemudi harus benar-benar mengerti baik itu peraturan lalu lintas ataupun hal-hal yang bisa menjadi risiko kecelakaan di jalan raya. Dia perlu antisipatif terhadap apa yang tertangkap dengan matanya.
"Pengemudi harus mengerti. Tidak boleh ada gerakan tiba-tiba, harus antisipatif. Indikator pengemudi antisipatif ialah mengemudi dengan halus dan bertahap. Selain itu dia harus empati," kata Jusri.
Pengemudi, lanjut Jusri harus memastikan situasi belakang atau samping aman sebelum ia melakukan keputusan sebuah manuver.
"Saat bahaya di muka muncul, sebelum mengambil keputusan mengerem atau menghindar, tindakan pengemudi yang memahami ia berada di mana adalah memastikan sisi belakang atau sampingnya aman atau tidak, barulah keputusan terbaik dilakukannya. Ini adalah indikator mengerti," jelas Jusri.
Tak hanya itu, pastikan kondisi kendaraaan telah diperiksa dan yakin semuanya dalam kondisi layak jalan, kondisi kendaraan yang siap membuat perjalanan nyaman, lancar dan pengemudi tidak stres.
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016