Jakarta (ANTARA News) - Tiga perbankan Badan Usaha Milik Negara, Rabu, menyepakati pemberian fasilitas lindung nilai (hedging) senilai 1,92 miliar dolar AS kepada delapan korporasi BUMN untuk mengurangi risiko rugi akibat gejolak nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing.

"Saya punya pengalaman waktu memimpin perusahaan sebelumnya, jika perusahaan yang saya pimpin tidak lakukan hedging, mungkin perusahaan itu sudah tidak lagi ada," kata Menteri BUMN Rini Soemarno saat menyaksikan penandatanganan kesepakatan lindung nilai yang juga dihadiri Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo di Jakarta, Rabu.

Tiga perbankan BUMN itu adalah PT. Bank Negara Indonesia Persero Tbk yang memberi lindung nilai 619 juta dolar AS, PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk senilai 750 juta dolar AS, dan PT. Bank Mandiri Persero Tbk senilai 555 juta dolar AS.

Sedangkan delapan korporasi BUMN yang berpartisipasi dalam kesepakatan lindung nilai adalah Pupuk Indonesia, Perusahaan Gas Negara, Perum Bulog, Pelindo II, Pelindo III, Perum Peruri, Aneka Tambang dan Semen Baturaja.

Rini mengatakan kehati-hatian mutlak diterapkan oleh BUMN. Sebagai perpanjangan tangan pemerintah, BUMN harus mampu menjalankan agenda pembangunan, seperti membangun infrastruktur, namun tetap menjaga kesehatan finansial perusahaan.

Rini juga meminta BUMN untuk lebih aktif mencari terobosan pendanaan, salah satunya dengan menerbitkan obligasi.

Rini meyakini pada Juli 2016 nanti, lembaga pemeringkat internasional Standard and Poors akan menaikkan peringkat Indonesia menjadi layak investasi (Investment grade).

"Itu tidak lepas dari kerja keras BI. Ketika sudah naik peringkat, prospek penerbitan obligasi akan lebih baik," kata Rini.

Terkait instruksi kepada korporasi BUMN untuk penerbitan obligasi, Rini meminta konsultasi kepada Bank Indonesia agar surat utang tersebut dapat diserap dengan baik oleh pasar.

Beberapa BUMN, terutama korporasi perbankan sudah berencana menerbitkan obligasi dan meningkatkan pemberian lindung nilai pada tahun ini.

Direktur Market dan Treasuri Mandiri Pahala Mansury mengatakan pihaknya akan menerbitkan obligasi berdenominasi rupiah sebesar Rp5 triliun pada September 2016. Dana dari obligasi itu akan digunakan untuk ekspansi kredit.

Sedangkan untuk lindung nilai, Pahala memperkirakan nilai lindung nilai dari Mandiri akan naik hingga 50-90 persen tahun ini.

"Kebutuhannya banyak dari debitur, tapi nilainya nanti dulu," kata Pahala.

Direktur Finansial dan Treasuri BNI mengatakan pihaknya juga dalam waktu dekat akan menerbitkan instrumen "Negoitable Certificate Deposit (NCD).

"Dalam waktu dekat akan kita keluarkan. Ini pertama kalinya setelah 14 tahun kita tidak terbitkan NCD," ujar dia.