Anak punk di Rokan Hilir resahkan warga
25 Mei 2016 00:00 WIB
Razia Anak Punk Jambi. Petugas Satpol PP memberikan pengarahan kepada sejumlah anak punk yang terjaring razia penyakit masyarakat di Jambi, Rabu (4/2/2015). Razia yang bertujuan mengurangi penyakit masyarakat itu mengamankan sebanyak 31 anak punk terdiri dari 28 laki-laki dan 3 perempuan serta 3 senjata tajam jenis cengkeh atau "knuckle duster" serta beberapa unit alat musik milik mereka. (ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan)
Rokan Hilir (ANTARA News) - Keberadaan anak Punk di Kota Bagan Batu, Kecamatan Bagan Sinembah, Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau sering membuat onar dan meresahkan masyarakat.
"Beberapa waktu lalu ada supir yang ditikam oleh anak Punk, bahkan mereka juga sering menghambat kendaraan besar yang sedang melaju dengan alasan ingin numpang. Tindakan ini jelas sangat membahayakan pengguna jalan lainnya," kata salah seorang warga Pak De yang juga pengelola angkringan kopi di Bagan Batu, Selasa.
Bukan hanya itu, baru-baru ini juga sekelompok anak Punk memesan nasi uduk kepada pedagang disamping angkringan miliknya, kemudian tidak membayarnya sama sekali.
"Memang mereka ada meletakkan uang Rp50 ribu di meja persis disamping nasi uduk yang telah dibungkus, tapi uang itu diambil kembali oleh anak Punk. Ini sangat merugikan dan tidak bisa dibiarkan begitu saja," katanya kesal.
Ia berharap kepada Pemkab Rohil untuk segera menertibkan anak Punk yang selama ini sudah meresahkan banyak orang.
"Kami minta intansi terkait dan pihak berwajib segera melakukan penertiban, karena kehadiran anak punk nantinya bisa berdampak negatif terhadap pergaulan anak muda di Rokan Hilir," harapnya.
Menanggapi persoalan tersebut, Dinas Sosial Kabupaten Rokan Hilir berjanji akan segera melakukan penertiban terhadap anak punk yang kian meresahkan.
"Kami akan berkoordinasi dengan pihak berwajib termasuk instansi yang menangani hal ini agar dapat ditertibkaan, karena memang sudah mulai membuat masyarakat tidak nyaman," kata Kepala Dinas Sosial Rohil Misnawati.
"Beberapa waktu lalu ada supir yang ditikam oleh anak Punk, bahkan mereka juga sering menghambat kendaraan besar yang sedang melaju dengan alasan ingin numpang. Tindakan ini jelas sangat membahayakan pengguna jalan lainnya," kata salah seorang warga Pak De yang juga pengelola angkringan kopi di Bagan Batu, Selasa.
Bukan hanya itu, baru-baru ini juga sekelompok anak Punk memesan nasi uduk kepada pedagang disamping angkringan miliknya, kemudian tidak membayarnya sama sekali.
"Memang mereka ada meletakkan uang Rp50 ribu di meja persis disamping nasi uduk yang telah dibungkus, tapi uang itu diambil kembali oleh anak Punk. Ini sangat merugikan dan tidak bisa dibiarkan begitu saja," katanya kesal.
Ia berharap kepada Pemkab Rohil untuk segera menertibkan anak Punk yang selama ini sudah meresahkan banyak orang.
"Kami minta intansi terkait dan pihak berwajib segera melakukan penertiban, karena kehadiran anak punk nantinya bisa berdampak negatif terhadap pergaulan anak muda di Rokan Hilir," harapnya.
Menanggapi persoalan tersebut, Dinas Sosial Kabupaten Rokan Hilir berjanji akan segera melakukan penertiban terhadap anak punk yang kian meresahkan.
"Kami akan berkoordinasi dengan pihak berwajib termasuk instansi yang menangani hal ini agar dapat ditertibkaan, karena memang sudah mulai membuat masyarakat tidak nyaman," kata Kepala Dinas Sosial Rohil Misnawati.
Pewarta: Netty Mindrayani dan Dedi Dahmudi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016
Tags: