Menlu-menlu Eropa berkumpul bahas penanganan krisis migran
24 Mei 2016 03:07 WIB
Imigran Afghan melompat dari perahu karet sesak penumpang di pantai Pulau Lesbos, Yunani, 19 Oktober 2015. Reuters dan New York Times berbagi Penghargaan Pulitzer untuk fotografi 'breaking news' menggambarkan krisis migran di Eropa dan Timur Tengah. (REUTERS/Yannis Behrakis )
Brussel (ANTARA News) - Para menteri luar negeri Uni Eropa (EU) berkumpul di Brussel, Senin, untuk membahas strategi EU menyangkut Suriah dan Irak, soal ancaman ISIS serta krisis migran.
Menjelang berlangsungnya pertemuan Dewan Hubungan Internasional, kepala kebijakan luar negeri EU Federica Mogherini mengatakan, "Adalah hal yang penting untuk mengalahkan ISIS guna menjamin keamanan Eropa dan, yang paling penting, adalah meningkatkan kehidupan rakyat Suriah, memastikan bahwa perundingan politik di Jenewa dimulai kembali dan membawa hasil."
Perundingan yang ia maksud adalah upaya yang dipimpin Perserikatan Bangsa-bangsa untuk memperantarai perundingan perdamaian antara pemerintah Suriah dan pihak oposisi di negara itu.
"Juga penting untuk menjaga Irak tetap diperhatikan karena setiap hari tugas kita tidak terbatas pada Suriah saja, melainkan juga pada masalah Irak," ujarnya.
Strategi kawasan EU terkait Suriah dan Irak, yang dijadwalkan akan dibahas pada pertemuan Dewan Hubungan Luar Negeri, disahkan pada Maret lalu.
Strategi tersebut merupakan rancangan langkah-langkah yang akan dilakukan oleh EU dan negara-negara anggotanya untuk membantu mengembalikan perdamaian dan keamanan di Suriah dan Irak.
Dalam pertemuan itu, Mogherini dijadwalkan memberikan paparan kepada para menteri luar negeri soal Strategi Global Uni Eropa yang akan ia sampaikan beberapa pekan mendatang.
Strategi Global ditujukan untuk menjadi panduan bagi EU dalam melakukan aksi global dalam tahun-tahun mendatang.
Michael Roth, menteri muda pada Kementerian Luar Negeri Jerman, setelah tiba di Brussel mengatakan topik utama pertemuan akan menyangkut migrasi. Ia juga mengungkapkan bahwa para pejabat akan membahas upaya lebih baik dalam menangani secara bersama-sama penyebab krisis tersebut.
"Tidak ada migran yang mengungsikan diri karena keinginan mereka sendiri dan kita perlu membuat strategi baru untuk masa depan," kata Roth.
Ia menambahkan bahwa masalah lainnya yang penting untuk dibahas adalah soal misi antipenyelundupan manusia oleh angkatan laut Uni Eropa.
Organisasi Internasional urusan Migrasi (IOM) pada April melaporkan ada 173.761 pengungsi dan migran yang telah mencapai wilayah Eropa melalui laut sejak awal tahun ini.
Menjelang berlangsungnya pertemuan Dewan Hubungan Internasional, kepala kebijakan luar negeri EU Federica Mogherini mengatakan, "Adalah hal yang penting untuk mengalahkan ISIS guna menjamin keamanan Eropa dan, yang paling penting, adalah meningkatkan kehidupan rakyat Suriah, memastikan bahwa perundingan politik di Jenewa dimulai kembali dan membawa hasil."
Perundingan yang ia maksud adalah upaya yang dipimpin Perserikatan Bangsa-bangsa untuk memperantarai perundingan perdamaian antara pemerintah Suriah dan pihak oposisi di negara itu.
"Juga penting untuk menjaga Irak tetap diperhatikan karena setiap hari tugas kita tidak terbatas pada Suriah saja, melainkan juga pada masalah Irak," ujarnya.
Strategi kawasan EU terkait Suriah dan Irak, yang dijadwalkan akan dibahas pada pertemuan Dewan Hubungan Luar Negeri, disahkan pada Maret lalu.
Strategi tersebut merupakan rancangan langkah-langkah yang akan dilakukan oleh EU dan negara-negara anggotanya untuk membantu mengembalikan perdamaian dan keamanan di Suriah dan Irak.
Dalam pertemuan itu, Mogherini dijadwalkan memberikan paparan kepada para menteri luar negeri soal Strategi Global Uni Eropa yang akan ia sampaikan beberapa pekan mendatang.
Strategi Global ditujukan untuk menjadi panduan bagi EU dalam melakukan aksi global dalam tahun-tahun mendatang.
Michael Roth, menteri muda pada Kementerian Luar Negeri Jerman, setelah tiba di Brussel mengatakan topik utama pertemuan akan menyangkut migrasi. Ia juga mengungkapkan bahwa para pejabat akan membahas upaya lebih baik dalam menangani secara bersama-sama penyebab krisis tersebut.
"Tidak ada migran yang mengungsikan diri karena keinginan mereka sendiri dan kita perlu membuat strategi baru untuk masa depan," kata Roth.
Ia menambahkan bahwa masalah lainnya yang penting untuk dibahas adalah soal misi antipenyelundupan manusia oleh angkatan laut Uni Eropa.
Organisasi Internasional urusan Migrasi (IOM) pada April melaporkan ada 173.761 pengungsi dan migran yang telah mencapai wilayah Eropa melalui laut sejak awal tahun ini.
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2016
Tags: