Bandung (ANTARA News) - Fenomena pergerakan tanah di kawasan Sukapada, Kecamatan Pagerageung, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, masih terjadi bahkan sampai menyebabkan rumah warga miring dan kaca-kaca jendelanya pecah.

"Tadi malam jam 10 terjadi lagi, kaca rumah pecah, rumah juga jadi miring," kata Ikah Atikah, warga yang tinggal di daerah rawan bencana pergerakan tanah Kampung Citeureup, Desa Sukapada, Tasikmalaya, Senin.

Ia menuturkan pergerakan tanah itu terjadi secara tiba-tiba menyebabkan retak dinding rumah semakin membesar, dan kaca jendela pecah.

Selain itu, kata Ikah, kerusakan juga terjadi pada atap bagian dapur rumahnya yang dikhawatirkan akan roboh.

"Bingung melihat kondisi rumah, atap dapur hampir roboh, takut sewaktu-waktu rumah saya akan roboh," katanya.

Ia mengungkapkan kerusakan pada rumahnya itu sudah terjadi sejak Apri 2016 yang awalnya hanya retakan kecil pada dinding rumah.

Namun kerusakan rumahnya itu semakin membesar akibat bencana pergerakan tanah yang masih terus terjadi.

"Tetap di sini meski setiap malam saat tidur suka ketakutan, takut roboh," katanya.

Kepala Desa Sukapada Dudung Kamal Mustopa mengatakan bencana pergerakan tanah sudah terjadi di daerah itu sejak 1995.

Tim ahli geologi, kata dia, sudah meneliti fenomena itu sekitar tahun 1997-1998 lalu dan menyimpulkan bahwa daerah tersebut zona berbahaya yang rawan pergerakan tanah.

"Ahli geologi menyatakan tiga kampung di desa kami sebagai zona merah," katanya.

Ia menambahkan peristiwa lain sempat membuat takut warga, yakni saat perbukitan sebelah utara Kampung Geradaha amblas dengan disertai suara gemuruh hingga warga panik berhamburan keluar rumah.

"Kondisi sekarang masih saja terjadi, jalan kampung dan rumah juga retak-retak, hampir semua rumah miring karena tanahnya selalu bergerak," katanya.