Indonesia gagal juara Piala Thomas, Denmark ciptakan sejarah
22 Mei 2016 16:26 WIB
Pebulu tangkis tunggal putra Indonesia Ihsan Maulana Mustofa (kiri) berjalan tertunduk di samping para pemain Denmark yang merayakan kemenangan pada pertandingan final Piala Thomas 2016 di Kunshan Sport Center Gymnasium, Tiongkok, Minggu (22/5/2016). Denmark menjadi juara Piala Thomas 2016 setelah di final mengalahkan Indonesia 2-3. (ANTARA FOTO/Prasetyo Utomo/pd/16)
Jakarta (ANTARA News) - Tunggal putra Denmark Hans-Kristian Vittinghus menjadi pahlawan yang akan dikenang sepanjang masa oleh bangsa Denmark setelah memastikan negara ini menjuarai Piala Thomas untuk pertama kalinya setelah pada pertemuan kelima dengan Indonesia pada sebuah final Piala Thomas akhirnya bisa menjadi juara turnamen ini setelah menunggu selama 67 tahun.
Pada partai penentuan, Hans-Kristian Vittinghus mengalahkan tunggal putra Indonesia Ihsan Maulana Mustofa dua game langsung 21-16, 21-7, sehingga kedudukan akhir menjadi 3-2 untuk Denmark setelah Denmark menyapu semua dari tiga nomor tunggal, sedangkan Indonesia membabat dua ganda putra.
Keberhasilan Denmark ini juga berarti kegagalan Indonesia menghapus dahaga 14 tahun tanpa gelar juara Piala Thomas dan sekaligus mengulangi kegagalan enam tahun silam pada 2010 ketika ditaklukkan China 0-3 di Kuala Lumpur dalam babak yang sama.
Final Piala Thomas Denmark melawan Indonesia pada 2016 ini adalah pertemuan kelima dua raksasa bulu tangkis dunia itu pada final Piala Thomas.
Pada 1964 di Tokyo, Indonesia menghentikan Denmark 5-4. Kemudian pada 1973, Indonesia kembali mengalahkan Denmark dengan angka telak 8-1.
Enam tahun kemudian pada 1979, Indonesia mempermalukan lagi Denmark dengan 9-0 di Jakarta. Dan kemudian diulangi di Hong Kong pada 1996 setelah Indonesia kembali menghantam Denmark dengan 5-0 untuk membawa Piala Thomas ke Jakarta setelah tujuh tahun lari dari Indonesia.
Tapi di Kunshan, China, tahun ini, Denmark berhasil mengakhiri rangkaian kekalahan dari Indonesia dan sekaligus merebut gelar juara Piala Thomas yang pertamanya setelah sembilan kali tampil pada final turnamen paling bergengsi bulu tangkis beregu dunia ini.
Sebelum ini Denmark sudah tampil delapan kali pada final Piala Thomas, yakni pada 1949 di Inggris, Singapura 1955, Tokyo melawan Indonesia pada 1964, di Jakarta melawan Indonesia pada 1973 dan 1979, di Hong Kong melawan Indonesia pada 1996, di Jakarta melawan China pada 2004, dan di Jepang pada 2006 melawan China.
Bagi Indonesia, setelah kegagalan di Kunshan tahun ini, Indonesia tetap menjadi negara yang paling sering menjadi juara Piala Thomas dengan 13 kali.
Ke-13 kali gelar juara Piala Thomas Indonesia sebelumnya dicapai pada 1958, 1961, 1964, 1970, 1973, 1976, 1979, 1984, 1994, 1996, 1998, 2000, dan 2002.
Indonesia juga telah enam kali menjadi runner-up Piala Thomas, masing-masing pada 1967, 1982, 1986, 1992, 2010, dan 2016.
Pada partai penentuan, Hans-Kristian Vittinghus mengalahkan tunggal putra Indonesia Ihsan Maulana Mustofa dua game langsung 21-16, 21-7, sehingga kedudukan akhir menjadi 3-2 untuk Denmark setelah Denmark menyapu semua dari tiga nomor tunggal, sedangkan Indonesia membabat dua ganda putra.
Keberhasilan Denmark ini juga berarti kegagalan Indonesia menghapus dahaga 14 tahun tanpa gelar juara Piala Thomas dan sekaligus mengulangi kegagalan enam tahun silam pada 2010 ketika ditaklukkan China 0-3 di Kuala Lumpur dalam babak yang sama.
Final Piala Thomas Denmark melawan Indonesia pada 2016 ini adalah pertemuan kelima dua raksasa bulu tangkis dunia itu pada final Piala Thomas.
Pada 1964 di Tokyo, Indonesia menghentikan Denmark 5-4. Kemudian pada 1973, Indonesia kembali mengalahkan Denmark dengan angka telak 8-1.
Enam tahun kemudian pada 1979, Indonesia mempermalukan lagi Denmark dengan 9-0 di Jakarta. Dan kemudian diulangi di Hong Kong pada 1996 setelah Indonesia kembali menghantam Denmark dengan 5-0 untuk membawa Piala Thomas ke Jakarta setelah tujuh tahun lari dari Indonesia.
Tapi di Kunshan, China, tahun ini, Denmark berhasil mengakhiri rangkaian kekalahan dari Indonesia dan sekaligus merebut gelar juara Piala Thomas yang pertamanya setelah sembilan kali tampil pada final turnamen paling bergengsi bulu tangkis beregu dunia ini.
Sebelum ini Denmark sudah tampil delapan kali pada final Piala Thomas, yakni pada 1949 di Inggris, Singapura 1955, Tokyo melawan Indonesia pada 1964, di Jakarta melawan Indonesia pada 1973 dan 1979, di Hong Kong melawan Indonesia pada 1996, di Jakarta melawan China pada 2004, dan di Jepang pada 2006 melawan China.
Bagi Indonesia, setelah kegagalan di Kunshan tahun ini, Indonesia tetap menjadi negara yang paling sering menjadi juara Piala Thomas dengan 13 kali.
Ke-13 kali gelar juara Piala Thomas Indonesia sebelumnya dicapai pada 1958, 1961, 1964, 1970, 1973, 1976, 1979, 1984, 1994, 1996, 1998, 2000, dan 2002.
Indonesia juga telah enam kali menjadi runner-up Piala Thomas, masing-masing pada 1967, 1982, 1986, 1992, 2010, dan 2016.
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016
Tags: