PLN : penjualan listrik tumbuh 8,01 persen
19 Mei 2016 01:44 WIB
ilustrasi Petugas PLN melakukan perawatan jaringan listrik di Kawasan Jalan Setiabudi Medan, Sumatera Utara, Senin (21/3/2016). Perawatan berkala yang dilakukan pada puluhan instalasi listrik itu antara lain dengan mengganti isolator dan trafo yang sudah tidak layak pakai untuk memastikan lancarnya pasokan listrik ke pelanggan. (ANTARA FOTO/Septianda Perdana)
Jakarta (ANTARA News) - Perseroan Terbatas Perusahaan Listrik Negara (Persero) mencatat penjualan tenaga listrik periode Januari-April 2016 tumbuh 8,01 persen dibandingkan periode sama 2015.
Kepala Divisi Niaga PLN Benny Marbun di Jakarta, Rabu mengatakan penjualan listrik pada April 2016 mencapai 17,78 TWh atau tumbuh 7,58 persen dibandingkan April 2015 sebesar 16,53 TWh.
"Dengan demikian penjualan kumulatif sampai dengan April 2016 sebesar 69,74 TWh atau tumbuh 8,01 persen dibandingkan penjualan kumulatif sampai dengan April 2015," katanya.
Menurut dia, industri skala menengah yang memakai daya di atas 200 kVA dan industri skala besar (30 MVA ke atas) masih menunjukkan tren pertumbuhan penjualan yang bagus.
Konsumsi kedua golongan tersebut membantu pertumbuhan penjualan listrik pada April 2016.
Ia mengatakan penjualan industri skala besar (tarif I-4) pada April 2016 mencapai 1,13 TWh atau tumbuh 10,66 persen dibanding April 2015.
Sedangkan penjualan industri skala menengah (tarif I-3) pada April 2016 mencapai 4,09 TWh atau tumbuh 5,82 persen dibanding April 2015.
Benny menambahkan industri yang mengalami pertumbuhan penjualan yang relatif bagus, antara lain, kimia, makanan dan minuman, semen, logam, kertas dan pulp, gas, otomotif, benang, ban, keramik, farmasi, plastik, dan elektronik.
Tambahan penjualan, katanya, juga diperoleh dari program Paket Ekonomi III berupa diskon tarif bagi tambahan pemakaian industri pada malam hari (pukul 23.00-08.00 WIB).
Menurut dia, PLN mencatat ada tambahan sekitar 46 GWh pada April 2016 yang berarti tambahan pemanfaatan kapasitas pembangkit di tengah malam sekitar 165 MW.
"Pertumbuhan penjualan listrik yang menggembirakan ini menjadi gambaran membaiknya perekonomian Indonesia," ujarnya.
Kepala Divisi Niaga PLN Benny Marbun di Jakarta, Rabu mengatakan penjualan listrik pada April 2016 mencapai 17,78 TWh atau tumbuh 7,58 persen dibandingkan April 2015 sebesar 16,53 TWh.
"Dengan demikian penjualan kumulatif sampai dengan April 2016 sebesar 69,74 TWh atau tumbuh 8,01 persen dibandingkan penjualan kumulatif sampai dengan April 2015," katanya.
Menurut dia, industri skala menengah yang memakai daya di atas 200 kVA dan industri skala besar (30 MVA ke atas) masih menunjukkan tren pertumbuhan penjualan yang bagus.
Konsumsi kedua golongan tersebut membantu pertumbuhan penjualan listrik pada April 2016.
Ia mengatakan penjualan industri skala besar (tarif I-4) pada April 2016 mencapai 1,13 TWh atau tumbuh 10,66 persen dibanding April 2015.
Sedangkan penjualan industri skala menengah (tarif I-3) pada April 2016 mencapai 4,09 TWh atau tumbuh 5,82 persen dibanding April 2015.
Benny menambahkan industri yang mengalami pertumbuhan penjualan yang relatif bagus, antara lain, kimia, makanan dan minuman, semen, logam, kertas dan pulp, gas, otomotif, benang, ban, keramik, farmasi, plastik, dan elektronik.
Tambahan penjualan, katanya, juga diperoleh dari program Paket Ekonomi III berupa diskon tarif bagi tambahan pemakaian industri pada malam hari (pukul 23.00-08.00 WIB).
Menurut dia, PLN mencatat ada tambahan sekitar 46 GWh pada April 2016 yang berarti tambahan pemanfaatan kapasitas pembangkit di tengah malam sekitar 165 MW.
"Pertumbuhan penjualan listrik yang menggembirakan ini menjadi gambaran membaiknya perekonomian Indonesia," ujarnya.
Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016
Tags: