Ratusan koleksi buku perpusda Tulungagung rusak
18 Mei 2016 21:02 WIB
Pengunjung melihat buku yang dipamerkan pada Pameran Buku Terbesar di Indonesia Convention Exibition (ICE), Serpong, Tangerang, Banten, Senin (2/5/2016). Pameran buku ini merupakan yang pertama kali di Indonesia dengan menghadirkan dua juta lebih buku dari dalam dan luar negeri. Pameran ini dibuka 24 jam nonstop dan tetap buka pada hari libur. (ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal)
Tulungagung (ANTARA News) - Ratusan koleksi buku Perpustakaan Daerah Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, rusak diduga akibat faktor usia dan ulah nakal pengunjung saat membaca atau meminjam buku bacaan tersebut.
"Kerusakan biasanya baru diketahui saat dilakukan pemilahan atau pendataan ulang," kata Kabid Perpustakaan Perpusda Tulungagung Isnanik, di Tulungagung, Rabu.
Dari total 42 ribu koleksi buku milik perpusda, kata Isnanik, pada akhir 2015 pihaknya menemukan sebanyak 338 buku yang rusak.
Jumlah kerusakan buku dipastikan bertambah karena berdasarkan pemeriksaan rutin selama tiga bulan terakhir ditemukan lagi puluhan buku rusak.
"Kerusakan diketahui setelah saya merapikan atau setelah ada keluhan pengunjung yang meminjam," katanya.
Menurut Isnanik, berbagai kerusakan tersebut mayoritas tidak bisa diperbaiki, karena ada bagian buku yang sobek atau hilang seperti sampul atau isi buku yang rusak/sobek.
"Kami tidak tahu kenapa bisa sampai rusak seperti itu. Seharusnya mereka yang meminjam lebih disiplin dan bertanggung jawab atas buku yang dipinjamnya," kata dia.
Mengantisipasi kerusakan lebih lanjut, Isnanik menegaskan untuk lebih teliti dalam mengecek buku yang dipinjam pengunjung/warga.
Jika ditemukan kasus buku rusak atau ada bagian yang hilang saat proses pengembalian di bagian layanan perpusda, Isnanik menginstruksikan untuk memberi sanksi tegas.
"Kalau ada yang rusak atau hilang, meskipun satu lembar, pengunjung wajib menggantinya dengan yang baru atau membayar sesuai harga buku," ujarnya.
Isnanik mengatakan, saat ini koleksi buku yang rusak akan dikumpulkan dan dipilah.
Jika buku tersebut masih bisa diperbaiki dengan alasan halamannya masih utuh, jata Isnanik, sebisa mungkin akan diperbaiki.
"Buku adalah jendela ilmu, sayang jika buku itu rusak. Mengingat, mencari koleksi seperti ini cukup sulit dan juga butuh anggaran besar," ujarnya.
"Kerusakan biasanya baru diketahui saat dilakukan pemilahan atau pendataan ulang," kata Kabid Perpustakaan Perpusda Tulungagung Isnanik, di Tulungagung, Rabu.
Dari total 42 ribu koleksi buku milik perpusda, kata Isnanik, pada akhir 2015 pihaknya menemukan sebanyak 338 buku yang rusak.
Jumlah kerusakan buku dipastikan bertambah karena berdasarkan pemeriksaan rutin selama tiga bulan terakhir ditemukan lagi puluhan buku rusak.
"Kerusakan diketahui setelah saya merapikan atau setelah ada keluhan pengunjung yang meminjam," katanya.
Menurut Isnanik, berbagai kerusakan tersebut mayoritas tidak bisa diperbaiki, karena ada bagian buku yang sobek atau hilang seperti sampul atau isi buku yang rusak/sobek.
"Kami tidak tahu kenapa bisa sampai rusak seperti itu. Seharusnya mereka yang meminjam lebih disiplin dan bertanggung jawab atas buku yang dipinjamnya," kata dia.
Mengantisipasi kerusakan lebih lanjut, Isnanik menegaskan untuk lebih teliti dalam mengecek buku yang dipinjam pengunjung/warga.
Jika ditemukan kasus buku rusak atau ada bagian yang hilang saat proses pengembalian di bagian layanan perpusda, Isnanik menginstruksikan untuk memberi sanksi tegas.
"Kalau ada yang rusak atau hilang, meskipun satu lembar, pengunjung wajib menggantinya dengan yang baru atau membayar sesuai harga buku," ujarnya.
Isnanik mengatakan, saat ini koleksi buku yang rusak akan dikumpulkan dan dipilah.
Jika buku tersebut masih bisa diperbaiki dengan alasan halamannya masih utuh, jata Isnanik, sebisa mungkin akan diperbaiki.
"Buku adalah jendela ilmu, sayang jika buku itu rusak. Mengingat, mencari koleksi seperti ini cukup sulit dan juga butuh anggaran besar," ujarnya.
Pewarta: Destyan Handri Sujarwoko
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016
Tags: