Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di Pasar Spot Antar-Bank Jakarta, Jumat sore, menjadi Rp9.208/9.225 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.210/9.225, atau hanya naik tipis dua poin. Pengamat pasar uang, Farial Anwar, di Jakarta, Jumat, mengatakan bahwa pelaku lokal mulai membeli rupiah, melihat asing melepas dolar AS untuk membeli yen sehingga mata uang Jepang itu menguat. "Namun, aksi beli lokal terhadap rupiah agak terlambat, sehingga kenaikannya tidak begitu besar," katanya. Meski demikian, menurut dia, hal ini merupakan langkah awal yang baik bagi rupiah untuk segera menguat, apalagi dengan adanya kekhawatiran atas pertumbuhan ekonomi AS yang melambat. Kondisi ini juga didukung oleh aksi pembelian aset yang tinggi oleh investor Jepang dengan yen yang diperkirakan akan mendorong rupiah menguat, katanya. Apalagi, menurut dia, pergerakan naik turunnya rupiah terhadap dolar AS dalam kisaran yang sempit tidak melebar, yang menunjukkan adanya intervensi Bank Indonesia (BI). Namun intervensi BI tidak besar, hanya untuk menjaga rupiah berada dalam kisaran antara Rp9.200 hingga Rp9.225 per dolar AS, ucapnya. Ia mengatakan, apabila rupiah pada pekan depan menguat dan berada dibawah level Rp9.200 per dolar AS, kenaikannya akan berlanjut hingga bisa mencapai level Rp9.100 per dolar AS. Rupiah kemungkinan sulit untuk bisa mencapai Rp9.100 per dolar AS, apabila faktor positif tidak muncul baik dari internal maupun eksternal, ucapnya. Dolar AS terhadap yen turun 0,4 persen menjadi 117,05 dan euro jadi 1,3280 atau naik 0,3 persen terhadap dolar AS. Kenaikan rupiah yang tipis itu, menurut dia, karena aktifitas pasar menjelang akhir pekan ini agak lesu, karena sebagian pelaku masih menahan diri atau sudah meninggalkan pasar, karena pada hari Senin depan pasar libur. Penurunan dolar AS itu juga karena pasar saham Jepang merosot, karena adanya kekhawatiran mengenai kelanjutan pengurangan risiko, katanya. (*)