Banjir di Aceh Singkil mulai surut
17 Mei 2016 20:59 WIB
ilustrasi : Banjir Aceh Utara Warga menyelamatkan hewan ternak dari banjir di Desa Meunasah Krueng, Kecamatan Lhoksukon, Aceh Utara, Aceh, Senin (8/2/16). Banjir kiriman membuat sejumlah tanggul jebol dan merendam ribuan rumah warga di 73 desa dengan ketinggian air mencapai dua meter. Warga di sejumlah lokasi banjir terpaksa mengungsi sementara ratusan ternak hanyut dan mati terbawa arus banjir. (ANTARA FOTO/Rahmad)
Singkil, Aceh (ANTARA News) - Banjir yang merendam tiga kecamatan di Kabupaten Aceh Singkil, dua hari terakhir berangsur surut dan dalam musibah itu tidak ada korban jiwa.
Relawan Satgas SAR Aceh Singkil, Irwansyah di Singkil, Selasa menyatakan, bencana banjir sejak Sabtu (14/5) itu menyebabkan satu rumah warga roboh dan sepeda motor yang melintas hanyut terseret arus.
"Meski tidak ada korban jiwa, namun rumah berkonstruksi papan milik warga setempat Ali Jasmudin di Desa Tanjung Mas roboh seluruh dinding dan tidak bisa dihuni lagi. Sementara pengendara yang nekad melintasi jalan nasional itu hanyut terseret derasnya arus air, tapi berhasil dievakuasi warga," katanya.
Banjir juga menyebabkan akses transportasi Aceh Singkil menuju Kota Subulussalam dan sebaliknya putus selama 12 jam. Akses di jalan nasional itu mulai normal Senin sekitar pukul 15.00 WIB.
Irwansyah menyatakan, dua kecamatan lainnya, yakni Kecamatan Singkohor dan Kuta Baharu masih terisolir, karena air masing menggenangi ruas jalan kabupaten di Desa Cingkam dan Rimo, Kecamatan Gunung Meriah dengan ketinggian 1 meter.
"Ketinggian air mencapai setinggi dada orang dewasa (130-150 cm), dua truck ada yang terperosok dan sedang upaya evakuasi," kata dia.
Banjir kiriman yang menggenangi sekira 1 kilometer ruas jalan nasional Lipat Kajang-Subulussalam dan jalan kabupaten di Desa Cingkam dan Rimo merupakan dampak tingginya curah hujan yang mengguyur sejumlah wilayah serta luapan Sungai Cinendang.
Banjir merendam 12 desa di tiga kecamatan, yakni Desa Lae Balno Kecamatan Danau Paris, Desa Lae Riman, Kajang Bawah, Silatong, Ujung Limus, Cibubukan, Tanjung Mas dan Lae Gambir.
Selanjutnya, Desa Rimo, Cingkam, Tanah Merah dan Tanah Bara. Akibat banjir ini sebagian warga terpaksa mengungsi ketempat kerabat terdekatnya akibat tidak adanya posko pengungsian.
Relawan Satgas SAR Aceh Singkil, Irwansyah di Singkil, Selasa menyatakan, bencana banjir sejak Sabtu (14/5) itu menyebabkan satu rumah warga roboh dan sepeda motor yang melintas hanyut terseret arus.
"Meski tidak ada korban jiwa, namun rumah berkonstruksi papan milik warga setempat Ali Jasmudin di Desa Tanjung Mas roboh seluruh dinding dan tidak bisa dihuni lagi. Sementara pengendara yang nekad melintasi jalan nasional itu hanyut terseret derasnya arus air, tapi berhasil dievakuasi warga," katanya.
Banjir juga menyebabkan akses transportasi Aceh Singkil menuju Kota Subulussalam dan sebaliknya putus selama 12 jam. Akses di jalan nasional itu mulai normal Senin sekitar pukul 15.00 WIB.
Irwansyah menyatakan, dua kecamatan lainnya, yakni Kecamatan Singkohor dan Kuta Baharu masih terisolir, karena air masing menggenangi ruas jalan kabupaten di Desa Cingkam dan Rimo, Kecamatan Gunung Meriah dengan ketinggian 1 meter.
"Ketinggian air mencapai setinggi dada orang dewasa (130-150 cm), dua truck ada yang terperosok dan sedang upaya evakuasi," kata dia.
Banjir kiriman yang menggenangi sekira 1 kilometer ruas jalan nasional Lipat Kajang-Subulussalam dan jalan kabupaten di Desa Cingkam dan Rimo merupakan dampak tingginya curah hujan yang mengguyur sejumlah wilayah serta luapan Sungai Cinendang.
Banjir merendam 12 desa di tiga kecamatan, yakni Desa Lae Balno Kecamatan Danau Paris, Desa Lae Riman, Kajang Bawah, Silatong, Ujung Limus, Cibubukan, Tanjung Mas dan Lae Gambir.
Selanjutnya, Desa Rimo, Cingkam, Tanah Merah dan Tanah Bara. Akibat banjir ini sebagian warga terpaksa mengungsi ketempat kerabat terdekatnya akibat tidak adanya posko pengungsian.
Pewarta: Anwar
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016
Tags: