Bandung (ANTARA News) - Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Jawa Barat, menyampaikan kejadian luar biasa (KLB) penyakit demam berdarah dengue (DBD) tidak lagi di daerah endemik DBD tetapi sudah meluas ke beberapa kecamatan di Garut.

"Ternyata kasus demam berdarah sekarang sudah tidak lagi berada di perkotaan, namun wilayah selatan juga," kata Kepala Seksie Pemberantasan Penyakit, Bidang Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, dr Marlinda Siti Hana kepada wartawan, Senin.

Ia menyebutkan wilayah endemik DBD berada di empat daerah yakni Kecamatan Garut Kota, Tarogong Kidul, Tarogong Kaler dan Karangpawitan.

Namun endemik di daerah itu, kata dia, bukan berarti tempat lain aman dari ancaman KLB penyakit tersebut.

"Seperti Cibalong sudah beberapa kali (DBD) termasuk Pamengpeuk dan Cisompet juga ditemukan beberapa kali kasus DBD," katanya.

Ia menyebutkan kasus DBD selama 2016 mengalami kenaikan dalam kurun waktu Januari dan Februari 35-40 kasus, kemudian Maret 2016 naik dengan jumlah 45 kasus.

"Kenaikan kasus DBD ini terjadi pada Maret hingga 45 kasus," katanya.

Terkait data kasus selama April, kata dia, masih dilakukan pendataan di lapangan.

Menurut dia, penyebab peningkatan karena berbagai faktor diantaranya masalah mendiagnosa DBD yang banyak ditetapkan ketika trombosit turun, tanpa dilakukan laboratorium.

"Untuk mengetahui kasus demam berdarah diperlukan pemeriksaan secara pasti, misalnya pemeriksaan lab di rumah sakit," katanya.

Meskipun kasus DBD di Garut mengalami peningkatan, Merlinda mengimbau masyarakat agar tidak resah, tetapi selalu waspada dengan menerapkan kebersihan lingkungan.

Pemberantasan nyamuk aedes aegypti sebagai penyebab penyakit DBD itu, kata dia, dapat dilakukan dengan menerapkan 3M membersihkan, menguras dan menutup tempat yang menjadi sarang nyamuk.

"Selalu perhatikan kebersihan lingkungan kita, kalau terjadi DBD laporkan ke puskesmas untuk selanjutnya dilakukan fogging," katanya.