Komite Etik Munaslub Golkar layangkan 23 surat teguran
16 Mei 2016 15:09 WIB
Para calon ketua umum Partai Golkar dari kiri ke kanan, Mahyudin, Aziz Syamsuddin, Ade Komarudin, Airlangga Hartarto, Priyo Budi Santoso dan Syahrul Yasin Limpo bergandengan tangan seusai memberi keterangan pers di sela Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar 2016 di Nusa Dua, Bali, Minggu (15/5/2016). (ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana)
Bali (ANTARA News) - Komite Etik Musyawarah Nasional Luar Biasa Golkar telah melayangkan 23 surat teguran terhadap bakal calon ketua umum, tim sukses dan peserta yang diduga melanggar kode etik.
"Ada 23 surat yang telah dikirim Komite Etik, ada dua teguran keras, enam surat peringatan dan 15 surat imbauan, terhadap masing-masing calon, tim sukses dan peserta yang diduga melanggar kode etik," ujar Ketua Komite Etik Munaslub, Fadel Muhammad dalam konferensi pers di arena Munaslub Golkar, di Bali Nusa Dua Convention Center, Senin.
Fadel mengatakan Komite Etik memutuskan untuk tidak membeberkan kepada siapa saja surat itu disampaikan karena sifatnya rahasia.
Menurut dia, Komite Etik telah menerima banyak pengaduan dugaan pelanggaran kode etik oleh calon ketua umum, tim sukses maupun peserta.
Namun hingga saat ini komite sulit membuktikan aduan tersebut, sehingga baru bisa melayangkan surat teguran.
"Kami sudah berusaha maksimum untuk memeriksa dan mengecek tapi kami tidak menemukan bukti-bukti," ujar Fadel.
Ia menegaskan selama ini Komite Etik telah melakukan pengawasan dengan menempatkan satgas di hotel-hotel tempat bakal calon ketua umum, tim sukses, dan peserta menginap.
Komite juga mengawasi setiap jalannya pelaksanaan rapat pleno, rapat komisi, serta pemilihan. Layanan pengaduan dibuka sampai terpilihnya Ketua Umum Golkar yang baru.
"Kami dari Komite Etik meminta peserta untuk tetap mematuhi kode etik dengan tidak berbuat hal-hal bertentangan dengan kode etik, yang dapat mengakibatkan kehilangan hak suaranya," jelas dia.
Munaslub Partai Golkar telah di buka Sabtu malam (14/5) oleh Presiden Joko Widodo.
Kandidat Ketua Umum Golkar yaitu Ade Komarudin nomor urut 1, Setya Novanto (nomor 2), Airlangga Hartarto (nomor 3), Mahyudin mendapat (nomor 4), Priyo Budi Santoso (nomor 5), Aziz Syamsuddin (nomor 6), Indra Bambang Utoyo (nomor 7), dan Syahrul Yasin Limpo (nomor 8).
"Ada 23 surat yang telah dikirim Komite Etik, ada dua teguran keras, enam surat peringatan dan 15 surat imbauan, terhadap masing-masing calon, tim sukses dan peserta yang diduga melanggar kode etik," ujar Ketua Komite Etik Munaslub, Fadel Muhammad dalam konferensi pers di arena Munaslub Golkar, di Bali Nusa Dua Convention Center, Senin.
Fadel mengatakan Komite Etik memutuskan untuk tidak membeberkan kepada siapa saja surat itu disampaikan karena sifatnya rahasia.
Menurut dia, Komite Etik telah menerima banyak pengaduan dugaan pelanggaran kode etik oleh calon ketua umum, tim sukses maupun peserta.
Namun hingga saat ini komite sulit membuktikan aduan tersebut, sehingga baru bisa melayangkan surat teguran.
"Kami sudah berusaha maksimum untuk memeriksa dan mengecek tapi kami tidak menemukan bukti-bukti," ujar Fadel.
Ia menegaskan selama ini Komite Etik telah melakukan pengawasan dengan menempatkan satgas di hotel-hotel tempat bakal calon ketua umum, tim sukses, dan peserta menginap.
Komite juga mengawasi setiap jalannya pelaksanaan rapat pleno, rapat komisi, serta pemilihan. Layanan pengaduan dibuka sampai terpilihnya Ketua Umum Golkar yang baru.
"Kami dari Komite Etik meminta peserta untuk tetap mematuhi kode etik dengan tidak berbuat hal-hal bertentangan dengan kode etik, yang dapat mengakibatkan kehilangan hak suaranya," jelas dia.
Munaslub Partai Golkar telah di buka Sabtu malam (14/5) oleh Presiden Joko Widodo.
Kandidat Ketua Umum Golkar yaitu Ade Komarudin nomor urut 1, Setya Novanto (nomor 2), Airlangga Hartarto (nomor 3), Mahyudin mendapat (nomor 4), Priyo Budi Santoso (nomor 5), Aziz Syamsuddin (nomor 6), Indra Bambang Utoyo (nomor 7), dan Syahrul Yasin Limpo (nomor 8).
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016
Tags: