Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah dalam transaksi antarbank di Jakarta pada Senin pagi melemah 49 poin menjadi Rp13.374 per dolar AS.

"Nilai tukar rupiah kembali melemah terhadap dolar AS menyusul data ekonomi AS yang lebih baik dari perkiraan, situasi itu tampaknya meningkatkan ekspektasi bahwa Federal Reserve mungkin akan menaikkan suku bunga lebih dari sekali pada tahun ini," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra.

Ia mengemukakan data penjualan ritel Amerika Serikat naik 1,3 persen pada April 2016, menunjukkan bahwa ekonomi negara itu membaik.

Belanja konsumen yang merupakan salah satu penggerak utama pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat juga naik pada April, menjadi pertanda baik bagi produk domestik bruto kuartal kedua.

Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan pergerakan rupiah juga dipengaruhi oleh laporan Bank Indonesia mengenai neraca pembayaran Indonesia kuartal I 2016, yang defisit 287 juta dolar AS setelah mencatatkan surplus pada kuartal sebelumnya.

Sementara defisit transaksi berjalan pada kuartal I 2016, ia mengatakan, tercatat 4,668 miliar dolar AS atau 2,14 persen terhadap produk domestik bruto, turun dari kuartal sebelumnya.

"Di tengah situasi itu, pelaku pasar cenderung mengalihkan dananya ke aset yang masuk dalam kategori mata uang safe haven seperti dolar AS, dengan begitu laju nilai tukar rupiah berpeluang kembali melanjutkan pelemahannya," tuturnya.