New Delhi (ANTARA News) - Dua jurnalis lokal tertembak mati dalam dua serangan terpisah dalam jangka waktu 24 jam di India, menurut pihak yang berwajib pada Sabtu.
Serangan fatal itu dilakukan di dua negara bagian timur India Bihar dan Jharkhand.
Pada Jumat malam, penembak membunuh Rajdeo Ranjan, kepala biro koran harian berbahasa Hindi, Hindustan di Siwan, distrik Bihar, sekitar 144 km sebelah Barat Laut Patna, ibu kota Bihar.
"Rajdeo Ranjan ditembak dari jarak dekat semalam," kata seorang polisi seperti dikutip Xinhua. "Meski dia segera dibawa ke rumah sakit terdekat namun para dokter telah menyatakan dia tewas dalam perjalanan."
Laporan mengatakan Ranjan, seorang jurnalis senior sedang dalam perjalanan pulang dari kantor, saat penyerang menembaknya di kepala dan leher.
Kamis malam, orang bersenjata yang tak diketahui identitasnya membunuh jurnalis lain Akhilesh Pratap Singh yang bekerja di saluran televisi lokal dalam sebuah serangan yang mirip di distrik Chatra, sekitar 150 km Barat Laut dari Ranchi, ibu kota Jharkhand.
"Akhilesh Pratap Singh yang berusia 35 tahun bekerja di saluran berita lokal ditembak dekat sekretariat panchayat di desanya," kata seorang polisi yang bertugas di Ranchi.
Pembunuhan itu menyulut kutukan keras. Klub Pers India telah menyatakan "keprihatinan serius" atas pembunuhan brutal dan mengatakan hal itu adalah "bagian dari upaya mafia untuk memberangus kebebasan bersuara media."
Tahun lalu, sembilan jurnalis terbunuh di India, menurut laporan Reporters Without Borders (Reporter Tanpa Batasan).
Pengawas media yang berbasis di Paris mengatakan lima di antaranya terbunuh dalam bertugas, sementara alasan terbunuhnya masih belum jelas.
India menempati peringkat ke 133 dalam Indeks Kebebasan Pers Dunia pada 2016, yang dirilis oleh Reporters Without Borders dari 180 negara.
India menjadi "sebuah tempat yang lebih berbahaya untuk mempraktikan jurnalisme," kata Komite Perlindungan Jurnalis yang berbasis di New York.
Dua jurnalis tewas tertembak di India dalam 24 jam
15 Mei 2016 08:33 WIB
Penembakan (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)
Penerjemah: Ida Nurcahyani
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016
Tags: