Nusa Dua (ANTARA News) - Calon Ketua Umum DPP Partai Golongan Karya Airlangga Hartarto tidak ingin pimpinan partainya terpilih secara aklamasi pada Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub).

"Musyawarah mufakat memang baik, tapi ada delapan calon sehingga tidak ada skenario aklamasi," ujar Airlangga dalam jumpa pers di Nusa Dua, Bali, Sabtu siang.

Airlangga menjelaskan, AD/ART partainya menyebutkan aklamasi dilakukan apabila calon ketua umum telah mendapatkan 50 suara ditambah satu suara dalam proses voting di Munaslub.

Calon dengan nomor urut 3 itu pun berkomitmen terus maju dalam pemilihan Ketua Umum Golkar periode 2016-2021 yang menjadi acara puncak Munaslub ydi Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC) itu.

"Saya harap proses pemilihan bisa berjalan dengan demokratis dan dipilih secara tertutup. Saya adalah calon ketua umum dan akan maju terus hingga pemilihan nanti. Kita sepakat persaingan fair akan berjalan terus," tuturnya.

Airlangga mengajak semua pihak untuk sepakat mengawal kelancaran agenda akbar partainya.

"Inginnya berjalan dengan berkeadilan, kredibel dan tidak ada rekayasa dan masuk dalam pemilihan tertutup. Sehingga harapan publik untuk mendapat ketua yang baik tidak dikecewakan," ujarnya.

Presiden Joko Widodo akan membuka Munaslub Partai Golkar di Bali yang dimajukan Sabtu petang nanti.

"Memang hari Sabtu malam dan Presiden berniat akan hadir," kata juru bicara Presiden Jokowi, Johan Budi, di Istana Negara, Jakarta, kemarin.

Johan mengatakan Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie yang mengunjungi Istana Merdeka Kamis siang lalu telah menyampaikan undangan Munaslub kepada Presiden.

Golkar akan memilih ketua umum baru dari delapan calon berikut Ade Komarudin nomor urut 1, Setya Novanto (nomor 2), Airlangga Hartarto (nomor 3), Mahyudin (nomor 4), Priyo Budi Santoso (nomor 5), Aziz Syamsuddin (nomor 6), Indra Bambang Utoyo (nomor 7), dan Syahrul Yasin Limpo (nomor 8).