Demak (ANTARA News) - Kredit bermasalah yang dialami sejumlah lembaga perbankan yang terlibat dalam Program Jangkau, Sinergi, dan "Guideline" cenderung rendah, kata Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D. Hadad.

"Tingkat rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) sektor kemaritiman tercatat hanya sebesar 5,37 persen atau lebih rendah dibandingkan NPL tahun 2011 yang mencapai 6,74 persen," ujarnya saat menghadiri pameran Program Jangkau, Sinergi, dan "Guideline" (Jaring) bersama industri jasa keuangan 2016 di Pelabuhan Perikanan Morodemak, Demak, Jateng, Kamis.

Hadir pada acara tersebut, yakni Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia Puan Maharani, Wakil Gubernur Jateng Heru Sudjatmoko, Direktur Jenderal Budidaya Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan Narmoko Prasmadji, serta direksi sejumlah lembaga perbankan dan nonbank partner program Jaring.

Sementara NPL kredit untuk sektor kelautan dan perikanan, katanya, tercatat hanya 1,8 persen atau lebih rendah dibandingkan dengan NPL tahun 2011 yang mencapai 5,96 persen.

Indikator penurunan NPL tersebut, kata dia, mencerminkan kinerja sektor yang semakin baik untuk menjawab tantangan persepsi kurang positif bahwa sektor kelautan dan perikanan memiliki risiko yang sangat tinggi.

Apalagi, Program Jaring yang digagas Otoritas Jasa Keuangan dan Kementerian Kelautan dan Perikanan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan.

Realisasi penyaluran kredit melalui Program Jaring hingga Desember 2015, kata dia, mencapai Rp6,69 triliun atau 124,5 persen dari target sebesar Rp5,37 triliun.

Dengan bertambahnya delapan bank partner di tahun 2016 ini, maka total target penyaluran kredit 16 bank partner tahun 2016 untuk sektor kelautan dan perikanan sebesar Rp9,2 triliun atau tumbuh 24,2 persen dibanding realisasi kredit 2015.

Sementara target untuk sektor maritim, kata dia, sebesar Rp42,8 triliun.

Secara keseluruhan perbankan, penyaluran kredit pada sektor kemaritiman sampai dengan akhir tahun 2015 sebesar Rp97,8 triliun, sedangkan sektor sektor kelautan dan perikanan sebesar Rp21,4 triliun.

Target penyaluran dari semua perbankan nasional pada tahun 2016, kata dia, untuk sektor kemaritiman sebesar Rp52,7 triliun serta sektor kelautan dan perikanan sebesar Rp10,7 triliun.

Penyaluran kredit perbankan melalui program Jaring juga mendapatkan jaminan dari PT Jamkrindo.

Adapun target penjaminan untuk kredit usaha rakyat (KUR) dan non KUR oleh Jamkrindo masing-masing sebesar Rp50 triliun dan Rp65 triliun, sehingga totalnya mencapai Rp115 triliun.

Per Maret 2016, OJK mencatat PT Jamkrindo sebagai penjamin KUR telah melakukan penjaminan sebesar Rp10,2 triliun secara nasional.