Jakarta (ANTARA News) - PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) berharap pembangkit listrik dengan sumber ampas tebu melalui skema "cogeneration", yang saat ini sedang dalam kajian kelayakan, dapat beroperasi pada 2018.

Proyeksi tersebut disampaikan Direktur Utama PT RNI Didik Prasetyo di Jakarta, Kamis. Menurut Didik, melalui upaya itu RNI ingin membantu pemerintah mengembangkan potensi energi baru-terbarukan (EBT).

"Untuk menyukseskan proyek itu, kami sudah menjalin kemitraan dengan beberapa pihak. Namun, saya belum bisa menyebutkan siapa saja," ujarnya.

Rencananya, pembangkit listrik tersebut akan dibangun di daerah Jatitujuh, Kecamatan Majalengka, Jawa Barat. Penanggung jawab proyek adalah anak perusahaan RNI yaitu PT Pabrik Gula (PG) Rajawali II.

Didik tidak menyebut berapa investasi yang dihabiskan RNI untuk proyek tersebut. Akan tetapi dia memberikan kisaran sekitar ratusan miliar rupiah.

Pemerintah saat ini sedang giat melakukan pengembangan sektor energi baru-terbarukan seiring dengan menurunnya harga komoditas sumber daya mineral seperti minyak bumi.

Pemerintah berupaya mendorong pemanfaatan energi baru dan terbarukan sampai 20 persen.

Sebelumnya, Menteri ESDM Sudirman Said mengatakan dari 57.000 megawatt produksi listrik, baru 6-7 persen berasal dari EBT.