Lebak (ANTARA News) - Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya mengatakan proyek nasional Waduk Karian yang akan menenggelamkan 12 desa di empat kecamatan itu dapat memasok air baku (air minum) untuk masyarakat DKI Jakarta, Bogor dan Banten.

"Kita sangat mendukung proyek pembangunan nasional itu," kata Iti di Lebak, Kamis.

Selama ini, pembangunan Waduk Karian yang melibatkan kontraktor Korea Selatan sedang direalisasikan pekerjaannya.

Pembangunan Waduk Karian yang menelan biaya senilai Rp1,07 triliun yang didanai dari pinjaman Korea Selatan sebesar 100 juta dolar AS dan dilaksanakan secara bertahap.

Namun, pembangunan tahap pertama mengutamakan lokasi yang dijadikan daerah hulu Bendungan berlokasi di Desa Pasir Tanjung Kecamatan Rangkasbitung.

"Kami berharap pembangunan Waduk Karian itu berjalan lancar dan tahun 2019 bisa digenangi," katanya.

Menurut dia, saat ini pembebasan lahan baru sekitar 44 persen dari target seluas 2.170 hektar sehingga bisa terkendala jika tidak segera dibebaskan lahan tersebut.

Pemerintah daerah terus menyosialisasikan agar pembebasan lahan pembangunan waduk itu bisa secepatnya tuntas hingga 100 persen.

Sebab, pembangunan waduk itu cukup vital untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan juga pendapatan asli daerah (PAD).

Selain untuk mengantisipasi bencana banjir di wilayah hilir Provinsi Banten, termasuk jalan tol Merak-Jakarta juga dapat menunjang indeks penanaman (IP) pertanian pangan dan membudidayakan ikan air tawar.

"Kami berharap megaproyek itu berdampak positif kepada pertumbuhan ekonomi masyarakat," katanya.

Ia mengatakan, pembangunan Waduk Karian bisa memasok air baku untuk masyarakat DKI Jakarta, Bogor serta Banten dan sekitarnya.

Pembangunan waduk itu akan menampung 209 juta meter kubik air dan menggenangi lahan seluas 1.740 hektar dengan luas keseluruhan 2.170 hektar.

Pasokan air baku itu dengan debit air 16,6 meter kubik per detik (m3/detik) untuk kawasan industri di Serang dan Cilegon sebesar 5,5 m3/detik, Rangkasbitung sebesar 0,3 m3/detik.

Kemudian Parung Panjang sebesar 0,2 m3/detik, Tigaraksa sebesar 2,5 m3/detik, Serpong sebesar 2,8 m3/detik, Maja sebesar 0,1 m3/detik dan DKI Jakarta sebesar 3,2 m3/detik.

Selain itu juga manfaat lain dari Bendungan Karian yaitu mengairi daerah irigasi Ciujung seluas 22.000 hektar dan pengendalian banjir dengan kapasitas tampungan banjir sebesar 60,8 juta meter kubik.

Bendungan Karian juga berpotensi menghasilkan tenaga listrik sebesar 1,8 MW (megawatt).

Kehadiran Waduk Karian bisa digunakan kegiatan ekonomi masyarakat setempat selain bisa mengembangkan budidaya ikan tawar juga tumbuhnya warung-warung kecil.

Bahkan, Waduk Karian bisa dijadikan lokasi pariwisata yang bisa mendongkrak pengunjung domestik maupun mancanegara.

"Kami yakin pembangunan proyek Waduk Karian membawa manfaat cukup besar bagi pemerintah daerah dan masyarakat," katanya.

Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Cidanau-Ciujung-Cidurian, Direktorat Jenderal SDA, A Hanan Akhmad mengatakan lahan untuk pembangunan bendungan tersebut berada di 12 desa dari empat kecamatan dengan luas 2.170 hektar.

Lahan tersebut adalah lahan milik masyarakat yang berada di bawah pengelolaan Kementerian LHK.

"Kami berharap secepatnya lahan itu bisa segera dibebaskan," katanya.