Pangkalan Bun (ANTARA News) - PT Sawit Sumbermas Sarana akan mengakuisisi sejumlah perusahaan sawit yang ada di Kalimantan Tengah dalam upaya memperluas usaha sektor perkebunan itu yang diyakini masih memiliki prospek cerah.

"Kita sedang mencari kemungkinan adanya perusahaan sawit yang menjual kebunnya dan kalau memang memungkinkan akan kita akuisisi," kata Direktur Utama PT Sawit Sumbermas Sarana (SSMS) Rimbun Situmorang kepada pers di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Rabu.

Pada tahun 2015, SSMS telah mengakuisisi beberapa perkebunan kelapa sawit yaitu PT Menteng Kencana Mas (MKM) dan PT Mirza Pratama Putra (MPP).

Dengan mengakuisisi dua perusahaan perkebunan itu, perusahaan mendapatkan tambahan area tertanam seluas 26.800 hektare, sehingga luas lahan yang SSMS miliki saat ini mencapai 100 ribu hektare, dengan luas tertanam 69.000 hektare.

Dia masih belum bersedia mengatakan berapa perusahaan sawit yang akan diakuisisi dan nama perusahaannya.

Menurutnya, di Provinsi Kalimantan Tengah ada banyak perusahaan kelapa sawit baik berskala besar, sedang dan kecil.

Namun, dia memastikan bahwa perusahaan sawit yang diakuisisi terletak di Kalimantan Tengah.

"Kita memang konsentrasi melakukan perluasan usaha di Kalimantan Tengah sehingga bisa lebih fokus dan efisien dalam berbagai hal," kata Rimbun.

Langkah akuisisi, katanya, diharapkan dapat diharapkan mampu meningkatkan potensi produksi dan meningkatkan sinergi operasional perseroan.

Dia mengatakan, saat ini harga CPO memang mulai membaik sekalipun masih dibayangi dengan ketidakpastian di tengah kondisi perekonomian internasional yang lesu serta berkurangnya impor dari beberapa negara.

"Selain kondisi perekonomian dunia yang lesu, dampak adanya el nino juga ikut mempengaruhi produksi sawit nasional," katanya.

Menurutnya, akibat dampak el nino maka sampai dua tahun mendatang produksi minyak sawit akan turun 15-20 persen dan kondisi itu dialami hampir di semua perusahaan di Indonesia.

Melihat kondisi yang kurang menguntungkan tersebut, katanya, maka industri sawit jika ingin tetap bertahan maka harus melakukan efisiensi di berbagai bidang, seperti dengan menekan biaya produksi.

Gabungan Perusahaan Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) memperkirakan harga CPO global sampai pada akhir April akan bergerak di kisaran 690 dolar AS 730 dolar AS per metrik ton.